Senin 01 Oct 2018 19:32 WIB

Wiranto: Presiden Putuskan Terima Bantuan Luar Negeri

Hingga sore ini, sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Menko Polhukam Wiranto
Foto: Republika/ Wihdan
Menko Polhukam Wiranto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memutuskan menerima bantuan dari luar negeri untuk menanggulangi bencana alam di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Hingga sore ini, sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan.

"Presiden sudah memutuskan untuk menerima bantuan-bantuan dari luar negeri," ujar Wiranto dalam konferensi persnya di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (1/10).

Wiranto menjelaskan, sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk menanggulangi gempa dan tsunami di Sulteng. Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan Cina.

"18 negara menawarkan pemberian bantuan kepada musibah bencana di Palu. Juga termasuk UNDP dan kelompok organisasi internasional ASEAN juga sudah menawarkan," katanya.

Menurut Wiranto, keputusan menerima bantuan dari luar negeri ini diambil setelah melakukan beberapa pertimbangan. Salah satunya, Indonesia sudah menjalin hubungan persahabatan dengan banyak negara. Kunjungan Presiden ke negara-negara sahabat selama ini disebutnya menghasilkan hubungan yang saling menguntungkan antarnegara.

"Sebagai buah dari kunjunagn Presiden kita ke negara-negara lain sebagai suatu perasaan solidaritas antarnegara dan tentu itu tidak bisa ditolak," katanya.

Selain itu, aktifnya Indonesia dalam memberikan bantuan kepada negara-negara yang membutuhkan juga menjadi pertimbangan lain. Dengan demikian, Wiranto menilai, bantu-membantu antarnegara merupakan suatu tradisi internasional. Atas kebutuhan mobilisasi beberapa kebutuhan untuk masyarakat di Sulteng, maka diputuskan membuka pintu untuk masuknya bantuan dari luar negeri.

Tentu, Wiranto menerangkan, bantuan-bantuan itu pemerintah arahkan supaya menyasar tepat ke tujuan dan tepat waktu. Pemerintah sejak pagi tadi sudah melaksanakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait arah bantuan tersebut.

"Arah bantuan ini adalah yang pertama negara yng menawarkan, 18 negara. Kemudian negara tertentu yang mempunyai kapasitias untuk sesuatu yan kita butuhkan," tutur mantan Panglima ABRI itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement