REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri membenarkan sempat terjadi penjarahan usai gempa dan tsunami di Palu - Donggala dan sekitarnya. Namun, Polri menyatakan aktivitas penjarahan sudah dapat ditangani.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri (Kadiv Humas Polri) Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menjelasakan, pada hari pertama usai gempa, situasi yang terjadi tidak kondusif. Bahan logistik saat itu belum masuk karena hambatan jarak dan jalan yang rusak. Maka terjadi penjarahan bahan makanan.
"Itu kami juga memahami kalau itu yang di ambil mungkin bahan makanan karena lapar, minuman atau mungkin sandang karena sandang mereka tidak ada," kata Setyo di Jakarta, Senin (1/10).
Setyo mengatakan, sempat pula terjadi penjarahan alat elektronik, salah satunya di Toko Ponsel Makmur Jaya, Jalan Basuki Rahmat, Palu. Namun, polisi segera bertindak dan mengamankan pelaku.
Kejadian lain, Transmart juga hampir menjadi objek penjarahan. Menurut Setyo, pusat ritel itu sempat berusaha dimasuki oleh sekitar 30 orang. Namun, upaya tersebut juga digagalkan polisi. "Sudah ada 30 org di depan Transmart ingin merangsek masuk dan ambil barang, sudah diantisipasi dan mereka bisa bubar," kata Setyo.
Setyo menambahkan, intelijen Polri bergerak untuk mengawasi lapangan. Polri pun berharap kepada seluruh masyarakat agar turut menjaga situasi, keamanan, dab ketertiban masyarakat di tengah situasi bencana.