REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, ada empat hal penting yang menjadi fokus dalam pelaksanaan pemberian bantuan tanggap bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Salah satunya adalah evakuasi korban gempa dan tsunami baik yang masih hidup maupun yang meninggal dunia.
"Kerja-kerja evakuasi, droping logistik dan makanan, penyiapan tenda darurat, dan memperbanyak tenaga kesehatan dan obat-obatan adalah prioritas di pekan ini untuk korban bencana. Kita tidak ingin mendengar ada korban bencana di Palu dan Donggala yang kelaparan," ujar Ahyudin di Kantor ACT Pusat, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Senin (1/10).
Ahyudin mengatakan, pekan pertama setelah kejadian bencana terjadi, korban terpapar bencana harus dipastikan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Ini untuk menjaga kondisi dari setiap korban. Berikutnya yaitu evakuasi korban. Mengevakuasi korban bencana bagi Ahyudin adalah pekerjaan kehormatan bagi pekerja di bidang kemanusiaan.
Bagaimanapun kondisi korban gempa dan tsunami, apakah masih hidup atau telah meninggal harus diselamatkan. Di hari ketiga pascabencana, President ACT ini meyakini masih ada korban selamat yang tertimbun reruntuhan bangunan.
"Ini hari ketiga gempa, jenazah saya yakin sudah rusak. Atau bagi yang masih hidup, jika terlampau lama penyelamatan dilakukan, menyebabkan kematian," lanjutnya.
ACT sendiri telah mengirimkan 253 relawan untuk membantu korban bencana. Relawan mulai berada di lokasi sejak Sabtu (29/9) dini hari. Tim pertama dikirim ke Palu khusus dikirim untuk membantu keluarga korban menemukan dan menyelamatkan keluarga maupun saudara yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
"Hingga Siang ini (1/10), kita audah drop dana lumayan banyak untuk bantuan logistik, ada di atas Rp 5miliar. Ini untuk mempercepat bantuan logistik dan memutar ekonomi di sana," ujar Ahyudin.
ACT sendiri berencana mengirimkan bantuan tidak kurang dari 5.000 ton logistik beras dalam 10 hari ke depan. Mulai esok, setiap harinya minimal 100 ton bantuan logistik dikirimkan dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Bantuan sebesar 1.000 ton logistik pun akan dikirimkan dari Surabaya, Sabtu (6/10) depan.