Rabu 26 Sep 2018 02:00 WIB

Indonesia Target Rebut 1,3 Juta Wisman Asal Australia

Kunjungan wisman Australia sempat terganggu saat Gunung Agung erupsi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Wisatawan mancanegara mengunjungi kawasan wisata Pantai Kelan, Badung, Bali, Selasa (7/11). Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada bulan September 2017 mencapai 550.520 kunjungan, menurun 8,53 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2017 dengan mayoritas wisman berasal dari Tiongkok, Australia dan Jepang
Foto: Fikri Yusuf/Antara
Wisatawan mancanegara mengunjungi kawasan wisata Pantai Kelan, Badung, Bali, Selasa (7/11). Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada bulan September 2017 mencapai 550.520 kunjungan, menurun 8,53 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2017 dengan mayoritas wisman berasal dari Tiongkok, Australia dan Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Indonesia menargetkan bisa mendatangkan wisatawan asal Australia sebanyak 1.310.000 orang  pada tahun 2018. Secara keseluruhan pemerintah menargetkan bisa mendapatkan 17 juta wisatawan asing pada tahun 2018 ini. Salah satu pasar wisatawan yang dibidik, adalah wisatawan asal Australia.

''Kami berharap, target ini bisa tercapai karena pada tahun 2017 saja, wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia bisa mencapai 1.188.449 orang,'' kata Kepala Bidang Australia III (Western Australia, Tasmania, dan Northern Territory) Kementerian Pariwisata RI, Jordi Paliama, dalam acara Bimbingan Teknis Promosi Pengembangan Pasar Australia, New Zealand, dan Oceania di Purbalingga, Sabtu (22/9).

Kedatangan wisatawan asal Australia ini menjadi target kelima terbanyak, setelah wisatawan asal Malaysia, China, Eropa dan Singapura. Khusus wisman asal Australia, dia menyatakan, yang terbanyak berasal dari wilayah Australia Barat. Dari wilayah itu, ditargetkan ada sebanyak 409.008 wisman yang berkunjung ke Australia.

Jordi mengakui, upaya menggenjot kunjungan wisatawan asal Australia ini sempat terganggu saat Gunung Agung di Pulau Bali meletus. Terutama karena aktivitas Gunung Agung ini menyebabkan sejumlah penerbangan dari Australia terganggu. ''Setelah aktivitas Gunung Agung reda, tingkat kunjungan wisatawan ke Bali saat ini sudah pulih,'' katanya. 

Dia juga menyatakan, untuk menggejot kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan. Antara lain, membua membuka layanan bebas visa kunjungan (BVK) bagi 169 negara termasuk dari Asutralia. Dan menyederhanakan perijinan kapal layar masuk Indonesia dengan mempermudah pengurusan ijin yang semula 1 minggu menjadi 3 jam.

''Saat ini juga sudah dibuka pelayaran langsung Ambon–Darwin,'' katanya.

Selain itu Jordi menyatakan, pemerintah juga telah menyiapkan 10 ‘Bali Baru’ yang diharapkan bisa menarik wisman. Ke-10 ‘Bali Baru’ itu terdiri dar Danau Toba (Sumut), Tanjung Lesung (Banten),  Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Pulau Komodo (NTT), Borobudur (Jateng), Bromo Tengger Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Pulau Morotai (Maluku Utara).

''Untuk mempromosikan destinasi 10 ‘Bali Baru’ ini, kami telah menerapkan program prioritas digital tourism (e-tourismn), homestay desa wisata, dan konektivitas udara,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement