Selasa 25 Sep 2018 14:10 WIB

Poso Menyimpan Potensi Destinasi Wisata Eksotis

Sebagian besar wisatawan mancanegara yang datang adalah mahaswa dan peneliti.

Pengunjung bertenda di kawasan eko wisata Telaga Tambing yang masuk kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah.
Foto: Antara
Pengunjung bertenda di kawasan eko wisata Telaga Tambing yang masuk kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Seorang pelaku usaha perdagangan dan pariwisata di Sulawesi Tengah, Achrul Udaya, mengatakan Poso memiliki segudang destinasi wisata eksotis yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Hanya saja akses jalan perlu mendapat perhatian pemerintah daerah.

Ia mengatakan sejumlah obyek wisata menarik dan unik yang terdapat di Kabupaten Poso antara lain patung megalit, air terjun Sulewana, Danau Poso, Danau Wanga, Danau Tambing, dan lembah hijau di Dataran Napu, Bada dan Besoa. Beberapa benda purbukala yang tersebar di banyak tempat di Lore Utara, Lore Timur, Lore Selatan, Lore Barar, dan Lore Piore selama ini banyak menyedot para wisatawan mancanegara.

Sebagian besar wisatawan mancanegara yang datang ke obyek wisata tersebut adalah mahasiswa dan peneliti. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso harus memberikan perhatian lebih besar terhadap sektor pariwisata dengan membenahi infranstruktur, baik prasana jalan, listrik, dan telekomunikasi, guna menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.

Selain beberapa infranstruktur dimaksud, juga sarana dan fasilitas yang ada di sekitar lokasi wisata perlu disediakan secara memadai. Dengan begitu,  wisatawan akan tinggal dalam jangka waktu lebih lama. Semakin lama mereka tinggal, tentu semakin besar biaya yang mereka keluarkan.

Selain peningkatan pendapatan daerah dan perolehan devisa, juga masyarakat sekitarnya bisa menikmati dampak positif jika mereka mampu memanfaatkan kehadiran para wisatawan. Salah satunya dengan menjual berbagai kuliner atau oleh-oleh menarik yang dapat dibawa pulang ke negara mereka.

Menurutnya, baik perintah daerah maupun masyarakat seharusnya bisa bersinergi dan kolaborasi dalam pengelolaan obyek wisata.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement