Senin 20 Sep 2021 07:52 WIB

Satgas Madago Raya Ultimatum 4 Sisa MIT Segera Menyerah

Satgas Madago Raya akan terus memburur sisa MIT Poso

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Nashih Nashrullah
Satgas Madago Raya akan terus memburur sisa MIT Poso. Puluhan barang bukti Ali Kalora berhasil disita oleh Satgas Madago Raya.
Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/foc.
Satgas Madago Raya akan terus memburur sisa MIT Poso. Puluhan barang bukti Ali Kalora berhasil disita oleh Satgas Madago Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU — Satgas Madago Raya mengultimatum para anggota sisa kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) untuk menyerahkan diri ke Polri, maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Kepala Satgas Madago Raya, Komisaris Besar (Kombes) Didik Supranoto, menegaskan hal tersebut, pascatewasnya pemimpin MIT, Ali Kalora dalam baku tembak dengan tim gabungan Polri-TNI, pada Sabtu (18/9) malam di Desa Astina, Torue, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Baca Juga

Didik mengatakan, kini, anggota MIT tersisa hanya empat orang. Empat anggota MIT yang tersisa tersebut, bakal terus diburu hidup, ataupun mati jika tak menyerahkan diri. 

Empat anggota MIT yang tersisa kini adalah Askar alias Jaid, alias Pak Guru. Nae, alias Galuh alias Muklas. Lainnya, yakni Suhardin, alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali, alias Ahmad Panjang.  

“Kami (Satgas Madago Raya) kembali mengimbau kepada empat orang sisa DPO (daftar pencarian orang) teroris Poso, untuk sebaiknya menyerahkan diri secara baik-baik, dan berani mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum,” begitu kata Didik, dalam rilis resmi yang diterima wartawan, di Jakarta, Ahad (19/9).

Semula anggota MIT yang masuk dalam DPO, dan diburu ada sembilan orang. Kelompok tersebut, adalah generasi terkini dari sepak terjang MIT Santoso yang dilabeli sebagai teroris di Poso, Sulteng. 

Kelompok MIT ini kerap melakukan pembunuhan terhadap warga sipil. Setelah Santoso ditembak mati dalam operasi gabungan TNI-Polri 2016 lalu, Ali Kalora yang bernama asli Ali Ahmad mengambil tampuk kepemimpinan MIT di Sulteng.  

Pada Sabtu (18/9) malam waktu setempat, Satgas Madago Raya, dari tim Sogili-2 berhasil menemukan persembunyian Ali Kalora di Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong. Satgas Madago Raya, mengupayakan penangkapan hidup. 

Tetapi, dalam operasi tersebut terjadi kontak senjata. Dua MIT, tewas di tempat. “Akibat kontak tembak, ditangkap dua DPO teroris Poso, yang diduga adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, dan Jaka Ramadhan, alias Ikrima, alias Rama, dalam kondisi meninggal dunia,” terang Didik.

Didik menerangkan, lokasi persembunyian Ali Kalora, bersama Jaka Ramadhan saat kontak senjata itu, tak jauh dari operasi serupa yang pernah dilakukan tim gabungan Polri-TNI, pada Juni lalu. “Jaraknya sekitar lima kilo meter dari TKP (tempat kejadian perkara) di Pegunungan Desa Buana Sati, yang mengakibatkan Abu Alim meninggal dunia,” kata Didik menambahkan. 

Pada 17 Juni 2021, Satgas Madago Raya dalam operasinya di wilayah itu, juga menembak mati anggota MIT, atas nama Abu Alim alias Ambo. Setelah itu, pada Sabtu (17/7), dan Ahad (18/7), dalam operasi Satgas Madago Raya, tim gabungan Polri-TNI, juga menembak mati dua anggota MIT di Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto. Dua anggota MIT yang tewas tersebut,  adalah Rukli, dan Qatar, alias Farel, alias Anas.    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement