Senin 24 Sep 2018 18:21 WIB

Pemerintah Gencarkan Pembangunan Kawasan Perbatasan

Pemerintah disarankan tak hanya membangun kawasan perbatasan.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Muhammad Hafil
Foto aerial pembangunan infrastruktur jembatan Wear Arafura di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Ahad (29/4).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Foto aerial pembangunan infrastruktur jembatan Wear Arafura di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Ahad (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan senior Gede Moenanto mengatakan, pembangunan di kawasan perbatasan kini berlangsung masif. Menurut dia, pembangunan infrastruktur pada era pemerintah sekarang terlihat sangat nyata. "Lebih baik daripada yang dulu-dulu," kata Gede dalam diskusi 'Optimalisasi Peran Jurnalis dalam Mengabarkan Pembangunan di Perbatasan' di Jakarta, Senin (24/9).

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syafuan Rozi Soebhan mengatakan, pembangunan di kawasan perbatasan memiliki tingkat kesulitan tinggi. Hal itu lantaran daerah seperti Kalimantan dan Papua memiliki struktur tanah yang lembut.

Sehingga ketika pembangunan jalan dilakukan di area perbatasan Malaysia dan Papua Nugini kadang hasilnya tidak maksimal. "Di sana kawasan gambut. Ketika dibangun jalan dan diaspal, bisa ambles. Tingkat kesulitannya tinggi. Untuk itu, bisa mencoba aspal campur plastik yang lebih kuat," ujar Syafuan.

Dia juga menyarankan agar pemerintah tidak hanya membangun kawasan perbatasan, melainkan juga pulau terdepan atau terpencil. Menurut dia, selama ini pembangunan hanya difokuskan pada infrastruktur semata, sehingga melupakan aspek lain.

"Bisa dibentuk satuan unit pemerintahan dengan menempatkan pegawai lokal. Dulu kasus Sipadan dan Ligitan direbut Malaysia, karena kita tak ada pemerintahan lokal di sana, kita cuma klaim," katanya. Syafuan berharap, ke depannya juga wajib dibuka unit pemerintahan di daerah perbatasan dan pulau terluar agar ada bukti kehadiran pemerintah.

Kabag Biro Humas Kementerian PUPR Krisno Yuwono mengatakan, lembaganya sudah membangunan infrastruktur jalan di tiga perbatasan Indonesia, yaitu Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). "kita bangun 1.900 kilometer (km)jalan pararel dari Kalbar, Kaltim, hingga Kaltara. Sampai saat ini, sudah tembus 1.775 km," ujar Krisno.

Menurut dia, di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste, terbangun jalan sepanjang 179 km. "Sudah tembus semua dan sebagian besar sudah beraspal," ujar Krisno.

Dia melanjutkan, di Papua rencananya dibangun jalan sepanjang 1.100 km dan saat ini sudah tembus 908 km. Krisno mengatakan, masih ada 189 km jalan yang belum dibangun karena sulitnya medan alam dan pegunungan. "Ditargetkan pada 2019 semua sudah tersambung." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement