Sabtu 15 Sep 2018 00:31 WIB

Ketika Saleh Husin Sowan Sahabat Masa Kecil

Sahabat,salah satu menjadi pemicu semangat meraih cita-cita selain orang tua di rumah

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Andi Nur Aminah
Mantan Meteri Perindustrian 2014-2016, Saleh Husin bertemu kawan lama yang salah satunya Direktur Utama Repuyblika, Agoosh Yoosran di kawasan Kebayoran Baru, Jumat (14/9)
Foto: Istimewa
Mantan Meteri Perindustrian 2014-2016, Saleh Husin bertemu kawan lama yang salah satunya Direktur Utama Repuyblika, Agoosh Yoosran di kawasan Kebayoran Baru, Jumat (14/9)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sahabat lama, berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang. Dari hadirnya sosok sahabat itulah, yang salah satu menjadi pemicu semangat meraih cita-cita selain orang tua di rumah.

Mantan Menteri Perindustrian tahun 2014-2016, Saleh Husin, bercerita tentang kenangannya saat menjalin persahabatan masa kecilnya dengan Agoosh Yoosran, yang kini menjadi Direktur Utama Republika. Pada pertemuan kedua sahabat lama itu, mereka berbincang dengan topik yang serius namun dengan cara santai. Agoosh dan Saleh terlihat sangat akrab seperti saat mereka kecil dulu di Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami membicarakan kenangan masa kecil. Bermain dan belajar bersama, siapa sangka Pak Saleh ini bisa jadi Menteri," kata Agoosh saat bertemu Saleh di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/9).

Selain membicarakan kenangan masa kecil, Saleh dan Agoosh juga saling bertukar pikiran tentang kondisi terkini di Indonesia. Saleh, berargumen dengan pengalamannya sebagai Menteri Perindustrian yang bertugas untuk mengatur regulasi terkait perindustrian termasuk dan kaitannya dengan industri media.

Sementara Agoosh, berbicara tentang keadaan industri media di Indonesia sesuai dengan bidangnya di Republika. Mereka saling bertukar pikiran hubungan terkait industri media dan perindustrian secara global.

"Kumpul dengan teman-teman lama masa kecil memang mengasikkan. Berbagai masalah dan topik mulai hal-hal lucu masa lalu dibicarakan," kata Saleh. 

Di akhir diskusi, mereka berdua sepakat bahwa industri di Indonesia --khususnya media-- memiliki potensi besar untuk kemajuan bangsa. Terlebih lagi, media merupakan salah satu pilar demokrasi yang berfungsi menjaga regulator untuk tetap pada koridornya sebagai penyambung lidah rakyat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement