Rabu 12 Sep 2018 17:12 WIB

Survei LSI Sebut Sikap Dua Kaki Rugikan Demokrat

Partai Demokrat seharusnya lebih maksimal mendukung Prabowo-Sandi.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Muhammad Hafil
Logo Partai Demokrat
Foto: DOKREP
Logo Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menilai, sikap dua kaki yang dilakukan Partai Demokrat akan menggerus elektabilitas partai. Pasalnya, sentimen yang muncul di masyarakat justru menegasikan partai yang dipimpin Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Isu dua kaki itu akan merugikan Demokrat karena sentimennya negatif," kata dia, di kantor LSI, Jakarta Timur, Rabu (12/9).

Sebagai partai yang secara resmi mendukung pencalonan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Partai Demokrat seharusnya lebih optimal dalam mendukung pasangan itu. Adjie menilai, efek elektoral yang paling realistis untuk didapat adalah dari pencalonan Prabowo-Sandiaga.

Menurut dia, dukungan Partai Demokrat yang tidak optimal membuat coattail effect (efek ekor jas) pencapresan Prabowo-Sandiaga saat ini dimonopoli oleh Partai Gerindra. Namun, jika tokoh-tokoh Demokrat turun ke bawah untuk kampanye Prabowo-Sandiaga, akan menguntungkan Partai Demokrat.

"Karena pileg dan pilpres kan serentak ya. Ketika mereka pilih Prabowo, ada kemungkinan mereka (pemilih) pilih demokrat dibanding dua kaki di koalisi Joko Widodo (Jokowi)," kata dia.

Lagi pula, kata dia, dukungan kepada Jokowi tidak akan berdampak untuk perolehan elektroral pada Demokrat. Pasalnya, sosok Jokowi telah kuat terasosiasi dengan PDIP. Selain PDIP, delapan partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) juga berharap efek elektoral dari pencapresan Jokowi.

Menurut dia, sikap Partai Demokrat saat ini menunjukkan inkonsistensi partai. Sikap ragu-ragu itu, kata dia, justru merusak nama Partai Demokrat.

"Jadi, harusnya mereka konsisten, misal, AHY turun berkampanye untuk Prabowo-Sandiaga. Itu akan menguntungkan Demokrat karena orang yang memilih Prabowo-Sandiaga melihat bahwa Demokrat bagian dari koalisi," ujar dia.

Adjie menambahkan, seharusnya Partai Demokrat tegas menindak kadernya yang tidak mengikuti keputusan dewan pimpinan pusat (DPP). Lagi pula, suara dari kader di daerah tak akan banyak membantu suara nasional Partai Demokrat.

Berdasarkan survei LSI pada Agustus 2018, elektabilitas Partai Demokrat hanya mencapai 5,4 persen. Angka itu turun sekitar 50 persen dari perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 yang mencapai 10,19 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement