Sabtu 08 Sep 2018 15:01 WIB

Rupiah Melemah, Sandi Ingin Ekonomi Jadi Pokok Pembicaraan

Pasangan Prabowo-Sandi ingin menghadirkan satu diskursus di bidang ekonomi.

Bakal cawapres Sandiaga Uno meluncurkan Relawan Pride di Posko Sahabat Prabowo Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Bakal cawapres Sandiaga Uno meluncurkan Relawan Pride di Posko Sahabat Prabowo Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Bakal calon wakil presiden (cawapres) pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno berharap saat Indonesia tidak masuk dalam krisis ekonomi. Sandiaga merujuk pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang merosot.

"Hal ini lebih ke krisis kepercayaan, kita ingin bahwa ekonomi ini jadi pokok pembicaraan. Prabowo-Sandi ingin menghadirkan satu diskursus di bidang ekonomi," kata Sandiaga di Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).

Hal itu yang diharapkannya bisa menjadi catatan khusus dan menjadi pembicaraan yang mendalam  di antara para pemangku kepentingan khususnya di bidang ekonomi lapangan kerja. Bagaimana dengan kelemahan industri serta bagaimana menciptakan di lapangan kerja di sektor manufaktur.

Pada sektor manufaktur pemasukan tadinya 30 persen dari ekonomi Indonesia, kata Sandiaga, saat ini turun di bawah 20 persen. Hal ini langsung berakibat pada penciptaan lapangan kerja.

"Jadi itu yang jadi fokus pembicaraan kita. Pak Prabowo selalu mengingatkan saya dahulukan dulu kepentingan rakyat, kalau politik itu kan bisa menyusul dan teknis," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Dia ditugaskan Prabowo Subianto untuk fokus ke ekonomi dengan terus menyapa masyarakat dan menampung semua aspirasi. Bahkan para ekonom banyak menyampaikan masukan-masukan aspirasi seperti Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie.

"Mereka (ekonom) merasa ada yang harus kita ulang strategi ada yang harus restrategis, ada yang harus reorientasi kita ke kekuatan ekonomi kita, kekuatan ekonomi rakyat," kata Sandiaga.

Prabowo Subianto mengaku lebih sering ditanya oleh masyarakat terkait persoalan ekonomi ketimbang terkait sosok yang akan menjadi ketua tim sukses (timses). "Masalah ekonomi ini adalah masalah bangsa, masalah timses itu masalah teknis. Ini masalah fundamental bangsa. Tiap saya muncul di mana-mana 'pak gimana rupiah?'," kata Prabowo menirukan suara masyarakat kepadanya, Jumat (7/9).

Terkait persoalan timses, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengatakan hingga saat ini koalisi masih terus melakukan finalisasi. Prabowo mengungkapkan bahwa koalisi akan mengumumkan timses pada tanggal 20 September 2018 mendatang.

"Sekarang masih tanggal 7, masih lama, 13 hari. Kita sudah ada petuah-petuah terus, sekjen dari lima partai kumpul terus, terus difinalisasi, terus dilengkapi. Pada saatnya yang tepat itu akan kita umumkan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement