Kamis 30 Aug 2018 16:56 WIB

Lagu Sabyan Bangkitkan Semangat Korban Gempa Dirikan Rumah

Untuk membangun kembali, kendala terberat ialah pada proses pembersihan puing.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Warga Dusun Dangiang Timur, Desa Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Zikri (30), membersihkan puing dan kembali membangun rumahnya secara mandiri pada Kamis (30/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Warga Dusun Dangiang Timur, Desa Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Zikri (30), membersihkan puing dan kembali membangun rumahnya secara mandiri pada Kamis (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Banyak cara untuk bangkit. Seperti yang dilakukan warga terdampak gempa di Dusun Dangiang Timur, Desa Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Sepanjang mata memandang, puing-puing sisa bangunan rumah yang runtuh akibat gempa masih terlihat berserakan.

Hampir tiga pekan warga hidup dalam keterbatasan dengan menempati tenda-tenda darurat yang didirikan menggunakan terpal dan alas seadanya. Tak ingin larut dalam kesedihan, sejumlah warga mencoba bangkit dengan kembali mendirikan rumahnya.

Zikri (30) misalnya. Bersama keluarga, dia mulai membangun kembali rumahnya dengan memanfaatkan sisa-sisa puing bangunan rumahnya yang runtuh. Demi memberikan nuansa yang lebih segar, Zikri sengaja memutar lagu-lagu yang dipopulerkan grup musik Sabyan Gambus. Alunan suara khas Nissa pada tembang 'Ya Asyiqol Musthofa' hingga 'Deen Assalam' mengiringi setiap aktivitas yang dilakukan Zikri dan keluarganya saat membangun rumah.

"Biar enggak sepi aja," ujar Zikri kepada Republika.co.id di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, KLU, Kamis (30/8).

Dia mengatakan, pembangunan rumahnya harus dilakukan karena merasa khawatir dan kasihan dengan kondisi istri dan anaknya yang hingga kini tinggal di pengungsian. Terlebih, tak lama lagi musim penghujan akan tiba.

Zikri memanfaatkan sejumlah material bangunan rumahnya yang runtuh seperti bambu, triplek, dan kusen yang masih bisa digunakan. Rencananya, untuk bagian atap dia akan memasang seng. "Saya pakai dari yang rusak-rusak ini, awalnya atap mau kita pakai terpal tapi khawatir kurang kuat, jadi kita ganti pakai seng," lanjutnya.

Zikri mengatakan, proses pembuatan rumah sederhana ini sangatlah sederhana dan tidak memakan proses lama, sekitar satu atau dua hari. Dia mengatakan, kendala terberat ialah pada proses pembersihan puing. "Ini yang lama bersihkan puing, sekitar seminggu saya bersihkan ini karena ini lama. Kalau bangun (rumah) cepat, sehari-dua hari jadi," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement