Jumat 24 Aug 2018 07:54 WIB

Alasan-Alasan Timnas Indonesia Bisa Kalahkan UEA Sore Ini

Indonesia melawan Uni Emirat Arab pada laga perdelapan final sepak bola Asian Games.

Rep: Bambang Noroyono/Antara/ Red: Andri Saubani
Pesepakbola Indonesia Irfan Jaya (tengah) berteriak usai memasukan bola kedalam  gawang  Hongkong China dalam pertandingan penyisihan grup Sepakbola Asian Games 2018 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa  Barat, Senin (20/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Pesepakbola Indonesia Irfan Jaya (tengah) berteriak usai memasukan bola kedalam gawang Hongkong China dalam pertandingan penyisihan grup Sepakbola Asian Games 2018 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Babak 16 besar sepak bola Asian Games 2018 sudah dimulai sejak Kamis (23/8). Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi skuat Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Jawa Barat (Jabar) pada Jumat (24/8). Indonesia pada pukul 16:00 WIB.

Laga antara Indonesia kontra UEA menjadi perjumpaan perdana kedua tim. Kedua kesebelasan dilaga nanti harus saling mengalahkan. Tim pemenang berhak melaju ke babak perempat final.

Timnas Indonesia, sejak Rabu (22/8) sudah melatih diri, persiapan menghadapi UEA. Pada Kamis (23/8) pelatih Luis Milla Aspas kembali membawa para pemainnya latihan di Lapangan ABC Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Jika pada Rabu (22/8) para penggawa Garuda berlatih ringan dan sekadar pemulihan usai sepekan melewati babak penyisihan. Pada Kamis (23/8), intensitas latihan ditinggikan.

Milla pada latihan terakhir, masih membawa 22 pemainnya. Ia membagi para pemainnya ke dalam dua kelompok untuk bermain dalam strategi. Kelompok pertama, para pemain yang Milla andalkan saat Indonesia menekuk Cina Taipei 4-0 dan 3-1 dari Hong Kong pada laga perdana dan keempat penyisihan Grup A, pekan lalu. Mereka antara lain; Alberto ‘Beto’ Goncalves di lini depan yang disokong gelandang tengah Stefano Lilipaly.

Kedua pemain tersebut, Milla apit dengan dua gelandang sayap Irfan Jaya dan Febri Haryadi. Di barisan gelandang bertahan, Milla di kelompok utama ini juga mengandalkan Evan Dimas Darmono serta Zulfiandi. Sedangkan di barisan belakang, empat pemain bertahan Rezaldi Hehanusa, Putu Gede, dan sang kapten Hansamu Yama Pranata, bersama Ricky Fajrin. Sebagai penjaga gawang, kiper Andritany Ardhiyasa masih segar menjalani sesi latihan.

Deretan pemain di kelompok ini, tak dipungkiri menjadi proyeksi starting eleven Milla, saat menghadapi UEA. “Memang nanti, komposisi pemain (saat menghadapi UEA) tidak jauh beda ketika kita menghadapi Taipei dan Hong Kong,” begitu kata asisten pelatih Bima Sakti Tukiman saat ditemui usai latihan timnas Indonesia di Lapangan ABC GBK, Jakarta, Kamis (23/8).

Pada sesi latihan selama hampir dua tersebut, Milla beberapa kali menginstruksikan para pemain agar menerapkan kombinasi bermain dari lini tengah dan serangan dari sisi sayap. Transisi dari menyerang dan bertahan juga Milla terapkan dalam strategi. Milla juga sepertinya menekankan para penggawa Garuda agar bermain cepat dengan umpan-umpan pendek dan menghindari bermain dengan umpan-umpan tinggi.

Bima mengatakan, strategi bermain saat latihan tersebut, mengingat para penggawa lawan yang punya fisik dan postur lebih bagus ketimbang para pemain Garuda. Strategi bermain di lini tengah terbukti ampuh saat Indonesia mengalahkan Hong Kong.

Milla punya Lilipaly yang bisa membantu Beto di sektor tengah. Kedua pemain senior tersebut, sampai saat ini masing-masing sudah mencetak tiga gol dan tiga assist selama penyisihan.

Tetapi, gaya bermain menyerang lewat sisi sayap kanan dan kiri juga menjadi andalan Indonesia saat mengalahkan Taiwan. Dua sayap Indonesia, Febri dan Irfan punya kecepatan.

Terutama Febri pengisi sayap kiri dari Persib Bandung yang kerap dipuji para pelatih lawan lantaran mampu membongkar lini pertahan lawan dan bermain dengan kecepatan. Sedangkan Irfan, meski mengisi pos sayap kanan tetapi bisa diandalkan mencetak gol dari sisi tengah. Pemain Persebaya Surabaya itu, sudah mencatatkan dua gol sepanjang penyisihan.

Selain berlatih strategi dalam bermain, usai gim tersebut Milla juga meminta para pemain menjalani menu latihan tambahan. Yakni berlatih sepakan penalti.

Karena babak 16 besar menerapkan sistem gugur atau sekali tanding, penentuan pemenang jika laga berakhir imbang harus dilakukan lewat adu 12 pas. Pada sesi latihan ini, Milla meminta semua pemain melakukan tendangan penalti. Termasuk kiper. Menurut Bima, latihan tendangan 12 pas tak lain antisipasi jika laga nanti mengharuskan adu penalti.

“Di latihan hari ini, kita mengantisipasi semua. Termasuk kalau nanti adu penalti,” sambung Bima.

Menengok para penggawa Garuda saat berlatih tendangan 12 pas, para pemain seperti tak ada kesulitan. Semua pemain berhasil melepaskan tembakan akurat ke dalam gawang. Cuma dua pemain yang gagal. Tapi Bima meyakani, penggawa yang gagal mencetak gol saat sesi latihan penalti bisa lebih rileks dan fokus saat mengeksekusi ke gawang lawan.

Satu yang menjadi kekhawatiran tim kepelatihan saat ini, yakni kondisi para pemain. Menurut dia, meski Milla sudah mengantongi proyeksi komposisi pemain kontra UEA, tetapi sebetulnya tak semua pemain tersebut dalam kondisi prima.

Bima mengungkapkan, sampai Kamis (23/8) ada sejumlah nama yang masih harus menjaga kebugaran. Terutama mereka yang selama ini turun lapangan dan bermain penuh selama 90 menit.

Menengok deretan pemain proyeksi, Lilipaly dan Hansamu, serta Ricky juga Zulfiandi menjadi yang teratas dalam jam bertanding selama penyisihan. Namun Bima optimistis, semangat tinggi para pemainnya bisa cepat memulihkan kebugaran.

“Iya memang kita lihat pemain ada yang masih lelah. Tapi tadi saat latihan, pemain tetap bisa menjalani. Kita harapkan saat pertandingan, semua pemain bisa lebih bugar,” ujar Bima.

Baca juga:

Belum pernah menang

Di bawah asuhan Luis Milla, Timnas U-23 Indonesia belum pernah mencatatkan kemenangan dari tim-tim kawasan Asia Barat atau Timur Tengah. Pada November 2017, skuat Timnas U-23 Indonesia ditaklukkan Suriah dengan skor 2-3 dalam laga uji coba.

Kemudian, akhir April 2018, Timnas U-23 kalah dari Bahrain dengan skor 0-1 di pertandingan turnamen PSSI Anniversary Cup 2018. Terakhir, di Asian Games 2018, Timnas U-23 Indonesia dikalahkan Palestina dengan skor 1-2 di Grup A.

Menengok UEA, sebetulnya bukan tim unggulan. Tim ini sempat terancam batal ikut Asian Games.

Reputasi timnas UEA di pesta olahraga terbesar di Asia tahun ini, pun payah dengan dua kekalahan dan cuma sekali menang selama tiga laga penyisihan. Pertahanan mereka juga tak terlalu istimewa dengan kebobolan empat gol dari tiga laga dan membuat lima gol.

Catatan tersebut, mengantarkan UEA sebagai tim peringkat ketiga. Beruntung UEA tim tersebut masuk dalam empat tim peringkat ketiga terbaik dari enam grup yang berhak melaju ke babak 16 besar.

Tetapi Indonesia patut waspada dengan UEA. Postur dan fisik para pemain yang lebih tinggi dari penggawa Indonesia membuat UEA punya kelebihan. Keunggulan para pemain dari kawasan Timur Tengah ini yang sempat membuat para penggawa Garuda kerepotan ketika kandas 1-2 dari Palestina saat laga kedua penyisihan Grup A. Indonesia, pun harus mengantisipasi gaya bermain tim-tim dari Timur Tengah yang suka memprovokasi para pemain lawannya.

Merujuk kondisi-kondisi di atas, seharusnya Indonesia tidak perlu takut terhadap UEA. Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan oleh Luis Milla dalam laga kontra UAE yakni taktik dan strategi pelatih lawan.

UEA sendiri dilatih oleh pelatih berpengalaman yaitu Magiet Skorza. Pria kelahiran Polandia tersebut sudah memulai jejak kepelatihannya pada 2003 atau empat tahun sebelum Luis Milla memulai kiprahnya sebagai juru taktik di Liga Spanyol sabagai asisten pelatih Getafe.

Dengan demikian, adu taktik dapat menjadi menjadi sajian utama pertandingan timnas U-23 Indonesia. Namun sekali lagi, Indonesia sangat berpeluang untuk memenangkan laga dan lolos ke perempat final. Caranya tentu saja dengan percaya kepada diri sendiri dan memaksimalkan kelebihan setiap pemain.

Faktor lain yang bisa membantu Indonesia membungkus kemenangan yaitu dukungan dari puluhan ribu suporter yang ada di stadion. Timnas U-23 Indonesia berpotensi besar mencatatkan kemenangan perdananya atas timnas U-23 dari kawasan Asia Barat yang kali ini diwakili UEA. Semoga hal itu bisa terwujud.

[video] Suara Suporter Usai Timnas Indonesia Lolos 16 Besar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement