Selasa 14 Aug 2018 01:15 WIB

Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Siapkan 100 Orang Jubir

Ratusan jubir ini akan bekerja sesuai bidang yang dikuasainya

Calon presiden petahana Joko Widodo bersama calon wakil presiden KH. Ma'ruf Amin berfoto sebelum melakukan sesi pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Ahad (12/8).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Calon presiden petahana Joko Widodo bersama calon wakil presiden KH. Ma'ruf Amin berfoto sebelum melakukan sesi pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Ahad (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menyiapkan 100 orang juru bicara (jubir) selama masa kampanye Pilpres 2019. Politikus PDI Perjuangan Pramono Anung menyatakan 100 orang jubir ini akan bekerja sesuai bidangnya.

"Kerja jubir nanti sesuai dengan masing-masing bidang tugasnya," kata Pramono Anung yang juga Sekretaris Kabinet di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (13/8).

Ia mencontohkan di DPR ada 11 komisi yang tugasnya berbeda-beda sesuai dengan bidang yang ditanganinya. "Jadi masing-masing jubir itu orang mempunyai latar belakang, misalnya, di pertahanan, di ekonomi dan sebagainya," tuturnya.

Ia menyebutkan jubir Jokowi-Ma'ruf akan berasal dari berbagai kalangan termasuk relawan. Bahkan, menurutnya, jubir tersebut paling banyak diambil dari kalangan relawan.

Sementara itu mengenai kemungkinan adanya tim khusus pemenangan untuk Ma'ruf Amin, Pramono mengatakan Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf hanya ada satu. "Tetapi bahwa ada tim yang nempel sehari-hari dengan Pak Kiai, tentunya ada. Tapi tim resminya hanya satu itu," ujarnya.

Mengenai ketua tim pemenangan, Pramono mengatakan pada saatnya akan diumumkan oleh Jokowi setelah kembali dari Lombok. Pramono juga mengatakan majunya KH Ma'ruf Amin adalah pilihan terbaik karena Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim.

"Latar belakang beliau sebagai profesor bidang ekonomi syariah pasti juga ada manfaatnya. Sekarang ini kan ekonomi syariah kita volumenya sudah besar, tetapi belum memberikan dampak yang signifikan kepada ekonomi secara nasional. Nah harapannya itu bisa dilakukan," kata Pramono Anung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement