Senin 13 Aug 2018 00:59 WIB

Korban Meninggal Akibat Gempa Lombok Sebanyak 428 Orang

Jumlah korban meninggal paling banyak ada di Lombok Utara.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bayu Hermawan
ulisan pengungsi korban gempa bumi dipasang di sebuah pohon di sekitar lokasi tempat pengungsian darurat di Kayangan, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8). Masih terdapat pengungsi yang belum mendapat bantuan karena sulitnya akses untuk menjangkau lokasi pengungsi..
Foto: Zabur Karuru/Antara
ulisan pengungsi korban gempa bumi dipasang di sebuah pohon di sekitar lokasi tempat pengungsian darurat di Kayangan, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8). Masih terdapat pengungsi yang belum mendapat bantuan karena sulitnya akses untuk menjangkau lokasi pengungsi..

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Tim Pos Komando (Posko) Penanganan Darurat Bencana (PDB) Gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan perkembangan terbaru pasca bencana gempa. Hingga Ahad (12/8), tercatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa berjumlah 428 jiwa.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Komando PDB Gempa Lombok, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan, Posko PDB Gempa Lombok di Lapangan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, terus menggelar evaluasi rutin setiap sore guna memantau perkembangan dan persoalan yang terjadi dalam penanganan darurat bencana.

Ia mengatakan, pada Ahad, Tim SAR yang dikoordinir oleh Basarnas mengerahkan 290 personel melanjutkan pencarian, penyelamatan, dan evakuasi masyarakat yang tertimpa bangunan roboh. Selain itu, Posko PDB juga melalukan beberapa hal yang menyangkut kebutuhan dasar warga terdampak gempa, meliputi distribusi bantuan air bersih, selimut, tenda, dan makanan. Rizal menambahkan, pengadaan dapur lapangan juga terus bertambah, dengan dukungan berbagai organisasi dan instansi seperti di Tanjung, Bayan, dan Pemenang.

"Satu dapur mampu melayani 500 sampai 1500 konsumsi. Total dapur umum yang sudah aktif adalah 20 dapur umum di 20 lokasi dengan kemampuan produksi 19.900 nasi bungkus per hari," ujarnya di Posko PDB Gempa Lombok di Lapangan Tanjung, Lombok Utara, Ahad (12/8).

Dari sektor kesehatan, Posko PDB telah menyediakan KRI dr. Soeharso, Kapal RS Apung Prabu Airlangga dan Rumah Sakit Lapangan seperrti 1 RS Yonkes di Sembalun, Lombok Timur, 1 RS Yonkes di Lombok Utara oleh Marinir, 1 RS Yonkes di Lombok Utara oleh Konstrad, yang mana telah memberikan layanan kesehatan selama 24 jam.

"Sampai 10 Agustus 2018, telah melayani 550 orang out patient, 78 orang in patient, 15 operasi, dan 4 persalinan bayi," lanjutnya.

Selain itu, RS darurat lapangan juga berhasil membantu proses persalinan ibu, empat orang bayi lahir pada 12 Agustus 2018 dengan kondisi sehat. Yang tak kalah penting, dukungan trauma healingpsikology first aid bagi orang tua dan anak juga terus dijalankan dengan dukungan psikologi dan Sekolah Darurat Lapangan pada anak anak yang mengungsi yang difasilitasi Tim Dinas Psikologi TNI dan Polri dengan harapan anak-anak dapat bermain dan belajar dengan aman dan riang gembira.

Rizal menjelaskan, total korban meninggal dunia hingga Ahad (12/8) sebanyak 428 orang,  Data korban meninggal terdiri atas 39 orang di Lombok Barat,  366 orang Lombok Utara, 9 orang di Mataram, 12 orang di Lombok Timur dan dua orang di Lombok Tengah.

"Namun dari jumlah tersebut yang sudah diverifikasi dan memiliki surat kematian dari Dinas Dukcapil tercatat 257 orang," katanya.

Sementara, untuk total rumah rusak jumlah sementara tercatat sebanyak 52.812 rumah, dan total pengungsi sementara sebanyak 352.793 orang. Rizal menyebutkan, untuk infrastruktur yang rusak meliputi 458 prasarana pendidikan, 60 sekolah, 115 masjid, 10 pura, dan dua jembatan. "Pendataan pengungsi masih tetap akan dilakukan karena para pengungsi ke tenda penampungan rata-rata pada sore atau malam hari," kata Rizal menyebutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement