Jumat 10 Aug 2018 17:49 WIB

Pengamat Mode Komentari Pilihan Busana Jokowi-Ma'ruf

Pilihan warna putih busana Jokowi diartikan bersih dan tak ada intimidasi.

Calon presiden Joko Widodo (kiri) menyampaikan pidatonya didampingi calon wakil presiden Ma'ruf Amin (kanan) bersama para ketua umum partai politik pendukung saat deklarasi di Gedung Joang, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Calon presiden Joko Widodo (kiri) menyampaikan pidatonya didampingi calon wakil presiden Ma'ruf Amin (kanan) bersama para ketua umum partai politik pendukung saat deklarasi di Gedung Joang, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Calon Presiden (Capres) Joko Widodo atau Jokowi yang didampingi oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma'ruf Amin, ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang menarik untuk disimak. Tapi ada yang tak kalah seru untuk diperhatikan, yakni busana yang dikenakan oleh keduanya.

Saat mendaftar, Jokowi terlihat mengenakan kemeja putih bertuliskan 'Bersih-Merakyat-Kerja Nyata'. Sedangkan Ma'ruf mengenakan sarung, peci hitam dan pakaian berwarna senada dengan Jokowi.

Mungkin busana tersebut terlihat biasanya. Tapi menurut pengamat mode Sonny Muchlison, ada makna yang tersirat dalam pakaian tersebut.

Sonny mengatakan bahwa Jokowi mengamalkan lagu "Rambate Rato Hayo" yang memiliki reff sebagai berikut:

Mari kita bersatu kalau memang mau maju

Rambate rata hayo/rambate rata hayo/

Singsingkan lengan baju demi tujuan yang satu

"Dari awal 2014, beliau sudah mengamalkan lagu tersebut. Menyingsingkan lengan baju, mengenakan kemeja putih yang artinya bersih dan tidak ada intimidasi. Netral, tidak berpihak bagai kertas putih. Itu jadi kekuatan bagi Jokowi. Bisa saja dia menggunakan baju warna partainya, tapi itu tidak dilakukan," ungkap Sonny, Jumat (10/8).

Sedangkan untuk slogan yang digunakan oleh Jokowi berupa 'Bersih-Merakyat-Kerja Nyata', merupakan sebuah bukti atau penegasan dari yang sudah dilakukan olehnya. "Bersih, dia bersih. Merakyat, sudah dilakukan. Kerja nyata juga sudah dilakukan. Dia berani menuliskan karena sudah melakukannya," terang Sonny.

Sementara itu, untuk busana yang dikenakan Ma'ruf Amin, bagi Sonny adalah sebuah identitas dari ulama Indonesia. "Itu adalah gaya ulama zaman dulu. Gaya ulama dari zaman presiden Soekarno, ulama yang dihormati. Ditambah dengan peci hitam yang merupakan busana orang Indonesia bukan Arab. Peci hitam adalah identitas bangsa Indonesia. Ini diterapkan betul oleh Ma'ruf Amin," papar pria yang juga menjadi desainer itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement