REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil pesiden (cawapres) KH Ma'ruf Amin mengingatkan, pemilih baru harus ikut dalam pesta demokrasi 2019 mendatang. Pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) itu menilai, generasi muda harus bisa memilih pasangan yang tepat untuk Indonesia.
"Pemilih baru harus ikut semua dan memilih kombinasi yang tepat," katanya di kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8).
Meski begitu, Ma'ruf hanya bisa tertawa ketika ditanya mengenai kombinasi yang tepat. Pemilu 2019 memang dianggap akan ditentukan oleh kekuatan pemilih muda. Pasalnya, lebih dari 50 persen pemilih merupakan generasi muda.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Cak Imin Perjuangkan Saya Jadi Cawapres
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arsul Sani menilai, paslon Jokowi-Ma'ruf memang tak lagi bisa dianggap milenial secara usia. Namun, usia bukan satu-satunya faktor agar kelompok seseorang disebut milenial.
"Kalau kita lihat Pak Jokowi gayanya sudah milenial. Nge-vlog, memakai sneakers, bergaul juga dengan kalangan milenial. Kami yakin mereka (milenial) tidak hanya memilih karena faktor umur," kata dia.
Apalagi, kata dia, paslon Jokowi-Ma'ruf memiliki rekam jejak yang baik dalam pembangunan. Ia menyebut, rekam jejak itu disimbolkan dalam kemeja yang dikenakan Jokowi, yaitu bersih, merakyat, dan kerja nyata.
Ia juga menanggapi Prabowo Subianto yang memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Meski tak terkejut, Arsul menilai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf harus bekerja keras untuk mengimbangi konstestasi pasangan Peabowo-Sandi, khususnya cawapres Prabowo yang relatif muda.
Ia juga mengakui, secara logistik kampanye, Jokowi-Ma'ruf kalah secara materi dari Prabowo-Sandiaga. Namun secara rohani, ia mengklaim lebih baik. "Insya allah kami tidak kalah kaya dari sisi rohani. Kekayaan ada lahir ada batin, secara batin kami paling gak gak kalah," kata dia.
Baca juga: Jokowi: KH Ma'ruf Amin Dampingi Saya Sebagai Cawapres