REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Menteri koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan magnitudo 7 skala richter (SR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (5/8) malam, kembali bertambah. "Sampai saat ini korban (meninggal dunia) dilaporkan 104," ujar Wiranto di Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8).
Wiranto yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Joko Widodo) untuk memimpin reaksi cepat penanganan darurat bencana di Lombok, sebelumnya mengatakan bahwa jumlah korban meninggal awalnya 89 orang di Lombok dan dua korban meninggal dunia di Bali. Dia menyampaikan, kemungkinan besar jumlah korban meninggal dunia akan bertambah setelah timbunan-timbunan rumah dan bangunan lainnya yang roboh bisa diangkat.
"Ternyata memang betul, setelah rumah diangkat, masjid juga dibersihkan puing-puingnya, masih ada jenazah di sana. Mudah-mudahan tidak banyak, sampai sekarang 104 korban meninggal dunia, ada penambahan," lanjutnya.
Baca: Wiranto Bantah Ada Wisman Jadi Korban Gempa di Gili
Wiranto mengatakan, proses pengangkatan bangunan roboh masih akan terus dilakukan guna mencari kemungkinan adanya korban yang berada di balik reruntuhan bangunan. "Mari kita berdoa agar jumlah korban tidak semakin banyak," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Wiranto menegaskan semua wisatawan, lokal dan asing sudah dievakuasi dengan baik keluar dari tiga pulau gili tempat wisata di Lombok. Tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa dari wisatawan asing. "Kan di sana banyak orang, nah yang korban itu adalah penduduk lokal dan orang yang bekerja di sana," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 230 kali gempa susulan pascagempa bumi 7,0 SR yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Ahad (5/8). Informasi dari Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tjatmiko yang diterima di Jakarta, Selasa, dari 230 kali gempa susulan yang terjadi hingga Selasa, pukul 07.00 WITA. Tercatat ada 16 kali gempa yang dirasakan kuat.