Senin 06 Aug 2018 14:56 WIB

Ponpes Nurul Haramain Galang Dana untuk Korban Gempa Lombok

Sejumlah santri tergerak melakukan penggalangan dana dari Tugu Kujang dan pintu tol.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Maman Sudiaman
Ponpes Abu Abdillah Al Islami di Dusun Medas, Desa Medas, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, mengalami rusak parah akibat gempa pada Ahad (5/8) malam.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Ponpes Abu Abdillah Al Islami di Dusun Medas, Desa Medas, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, mengalami rusak parah akibat gempa pada Ahad (5/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sejumlah santri Pondok Pesantren Modern Nurul Haramain, Bogor, Jawa Barat melakukan penggalangan dana untuk korban gempa bumi berkekuatan 7.0 SR yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (5/8) petang. Sebanyak 110 santri jenjang sekolah menengah atas (SMA) menargetkan bisa mengumpulkan dana bantuan sebesar Rp 30 juta hari ini.

“Tadi dalam waktu satu jam sudah Rp 7 juta, semoga sampai Ashar bisa penuhi target Rp 30 juta,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Modern Nurul Haramain, Wahyu Setiawan kepada Republika, Senin (6/8).

Wahyu menjelaskan Ponpes Modern Nurul Haramain merasa terpanggil membantu penderitaan para korban gempa. Karena itu, ia mengatakan, sejumlah santri langsung tergerak melakukan penggalangan dana dari di Tugu Kujang dan pintu keluar tol. Selanjutnya bantuan  yang terkumpul akan diserahkan pada Pengurus Besar Nahdatul Wathan. Sebab, mereka sudah melakukan aksi sosial sejak gempa berkekuatan 6.4 SR yang mengguncang Lombok beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, kegiatan penggalangan dana itu bukan arahan dari PBNW. Namun, inisiatif dari para santri untuk meringankan penderitaan korban gempa. Karena itu, kendati nominalnya tidak sebesar bantuan pemerintah, tetapi harapannya bisa meringankan korban gempa. “Dengan adanya bantuan itu, paling tidak masyarakat di Lombok sedikit terhibur. Paling lambat besok kita serahkan,” ujar dia.

Wahyu mengatakan, banyak guru Ponpes yang berasal dari Lombok. Pun sebagian rumah dari para guru tersebut mengalami kerusakan terdampak gempa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement