Senin 06 Aug 2018 05:05 WIB

Polemik 'Berantem', Politikus Golkar: Politisasi Isu Kencang

Politisasi isu kian kencang dan mudah dijadikan modal bagi lawan politik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily.
Foto: Humas DPR RI
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyarankan semua pihak untuk berhati-hati dalam menyampaikan pernyataannya di depan publik. Sebab, ia menilai politisasi isu semakin kencang jelang pemilihan presiden 2019 dan mudah dijadikan modal bagi lawan politik.

Hal itu disampaikan Ace menanggapi anggapan beberapa pihak yang menilai pernyataan Jokowi ke relawannya sebagai upaya provokasi melakukan kekerasan. "Jelang Pilpres ini, apapun bisa digoreng dan dikapitalisasi oleh lawan-lawan politik. Karena itu, harus lebih hati-hati dalam menyampaikan pernyataan," ujar Ace saat dihubungi wartawan, Ahad (5/8).

Ace pun menilai pernyataan Jokowi tidak memiliki tendensi untuk mengajak perkelahian. Sebaliknya, justru Jokowi mengajak semua pihak untuk meninggalkan cara-cara kotor dalam kampanye seperti memfitnah, mengejek, mencela.

"Coba perhatikan kata-kata Pak Jokowi. Beliau menyampaikan dengan istilah atau kalimat pasif. Istilah 'diajak' itu artinya kalau ada yang memulai.  'Berantem' dalam konteks kalimat itu harus dilihat secara utuh," kata Ace.

Ace juga menyarankan agar publik tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum terkonfirmasi. Menurutnya, yang terpenting setiap isu atau pernyataan yang tidak jelas harus dibaca secara utuh.

"Jangan sepotong-sepotong. Kecuali kalau orang yang mempersoalkannya memang menafsirkan secara berlebihan," kata Ace.

Wakil ketua Komisi VIII DPR itu juga menilai makna kata 'berantem' juga dapat dimaknai bertarung dalam gagasan dam program, bukan dalam pengertian fisik. Karena itu, ia meminta lawan politik Jokowi tidak memaknai berlebihan pernyataan Jokowi tersebut. 

"Mari kita alihkan perdebatannya pada wacana dan narasi yang lebih produktif daripada bicara soal istilah yang harus dilihat konteksnya," kata Ace.

Sebelumnya dalam acara bersama relawan, Jokowi meminta para relawannya untuk melakukan kampanye pemilihan presiden 2019 secara damai. Namun, Jokowi sempat meminta relawannya tidak takut apabila mendapat serangan dari lawan politik.

"Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (4/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement