Jumat 03 Aug 2018 18:18 WIB

Pengamat: Peluang PKS Dapat Posisi Cawapres Ada Tapi Kecil

Pengamat memprediksi, Prabowo akan lebih memilih AHY sebagai cawapres.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (18/7).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono, di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, sejak Demokrat bergabung dengan koalisi Prabowo, peluang PKS mengusung cawapres semakin kecil. Hal itu utamanya disebabkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kader Demokrat yang cukup tinggi di tengah masyarakat.

"Saya melihat peluang peluang PKS untuk mengisi posisi cawapres masih terbuka, tapi kecil," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (3/8).

Adi menilai, Prabowo bisa mendapatkan keuntungan lebih besar jika memilih AHY sebagai cawapres. Sebab, AHY sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia dan memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan cawapres yang direkomendasi ijtima ulama. Di sisi lain, Demokrat sebagai partai besar memiliki kepentingan tersendiri untuk mengusung AHY mendampingi Prabowo.

Partai Gerindra, kata Adi, pun dipastikan memilih sikap realistis terhadap peluang PKS dalam merebut suara. Kader yang tengah diprioritaskan oleh PKS, yakni Ketua Dewan Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri. Salim Segaf masuk dalam kandidat cawapres PKS sekaligus diusulkan oleh ijtima ulama. Ustaz Abdul Somad juga direkomendasikan ijtima ulama dan didukung PKS.

"Bayangkan saja, antara Partai Demokrat dan Gerindra baru dua kali pertemuan langsung berkoalisi. Ini pasti sudah ada kalkulasi rasional. Demokrat bagus karena sudah ada kader yang populis. Logistik Demokrat juga kuat," ujar Adi.

Meski demikian, menurut Adi, andai kader PKS tak dipilih Prabowo sebagai cawapres, PKS akan tetap ada di kubu Prabowo. Sebab, PKS merupakan partai yang memegang teguh prinsip politik di tengah banyaknya partai politik yang bersikap oportunis. Sementara PAN, masih ada kemungkinan bergeser ke kubu Presiden Joko Widodo.

Pernyataan PKS yang akhir-akhir ini sedikit liar juga mencerminkan partai itu sedang bimbang dan kecewa. Sebab, PKS telah menjadi kolega setia Partai Gerindra sejak empat tahun terakhir. Tentu, menurut Adi, kondisi itu tidak mudah dilewati oleh PKS.

Terkait sikap Prabowo yang menanti-nanti keputusan siapa cawapres yang dipilih, Adi mengatakan hal itu sebagai strategi politik. Sebab, jika Prabowo sejak dini sudah mengumumkan cawapres, bukan tidak mungkin sikap PKS dan PAN akan berubah yang akan mengacaukan situasi. "Ini bagian dari strategi Prabowo karena PKS dan PAN tetap dibutuhkan untuk memperkuat koalisi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement