REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Kian berkurangnya debit sejumlah mata air di wilayah Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, membuat warga setempat mulai membatasi penggunaan air bersih untuk kebutuhan mandi dan mencuci pakaian. Warga terpaksa harus memanfaatkan air sungai Kali Gede yang mengalir di wilayah desa mereka. Hanya sungai tersenit yang masih bisa dimanfaatkan kendati debit airnya juga sudah semakin menyusut.
Salah seorang warga, Jumiyati (37) yang dikonfirmasi mengungkapkan, dalam sebulan terakhir debit air sejumlah mata air di desanya mulai berkurang akibat musim kemarau. Bahkan beberapa sumur milik warga sudah mengering dan tak lagi mengeluarkan air bersih. Pun demikian instalasi air bersih bagi warga kini juga sudah tidak bisa dimanfaatkan warga secara optimal. Akses air bersih di beberapa sumber air lainnya yang masih bisa dimanfaatkan warga, kini mulai dibatasi.
“Tujuannya agar semua warga yang membutuhkan masih bisa kebagian, walaupun jumlahnya terbatas,” ungkapnya, Rabu (1/8).
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto yang dikonfirmasi terkait persoalan air bersih yang dihadapi oleh warga Desa Kalikayen ini mengaku, belum mendapatkan laporan dari pihak desa setempat.
Sejauh ini, BPBD Kabupaten Semarang mencatat baru Kecamatan Bringin, Suruh serta Kecamatan Pringapus yang telah mengajukan permohonan dropping air bersih. Semuanya sudah ditindaklanjuti dan dipenuhi karena perangkat desa yang bersangkutan sudah melaporkan persoalan kebutuhan air bersih ini.
Oleh karena itu, ia meminta bantuan Pemerintah Desa (Pemdes) Kalikayen untuk proaktif melaporkan, jika di wilayahnya sudah mengalami krisis air bersih. “Sehingga droping air bersih dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan efektif,” katanya.