REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) pada Ahad (29/7) mengakibatkan rusaknya sejumlah rumah warga di Dusun Tongkek, Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Kuripan Khaerul Pashil mengatakan dampak gempa yang terjadi telah mengakibatkan satu rumah milik Misbah (63) rusak berat, dan dua rumah lainnya milik Khaeriah dan Rohani mengalami rusak ringan. Ketiga rumah ini berada di Dusun Tongkek, Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat.
"Rumah yang rusak ringan mengakibatkan tembok belakang retak, namun tidak separah rumah Pak Misbah," ujar Khaerul di Lombok Barat, Selasa (31/7).
Ia melanjutkan, Pemkab Lombok Barat sudah turun untuk memberikan bantuan berupa sembako dan kebutuhan lainnya kepada korban melalui Dinas Sosial. Pemerintah Desa Kuripan sendiri, kata dia, sedang membuat surat ke Pemkab Lombok untuk bisa membantu rumah warga yang rusak akibat gempa tersebut. "Mudah-mudahan bisa terbantu," ucapnya.
Baca: Tanggap Darurat Gempa Lombok Diperpanjang hingga Tujuh Hari
Kerusakan parah yang terjadi di rumah Misbah yang berukuran 5,7 x 6 meter terlihat dari robohnya bangunan di bagian kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Hanya menyisakan kamar tamu yang masih relatif baik. Misbah mengaku kaget dengan kejadian gempa yang merusak rumahnya.
"Kejadiannya sekitar pukul 07.00 WITA, saya sedang menonton televisi bersama cucu di ruang depan. Tiba-tiba atap kayak goyang-goyang, suara kayu juga berderak. Saya langsung teriak-teriak minta tolong dan berlari keluar untuk menyelamatkan diri," kata Misbah.
Selain Kuripan, sejumlah rumah di Desa Meninting, Kecamatan Batulayar dan Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunung Sari, juga tak luput dari amukan gempa. Sekretaris Desa Guntur Macan, Muhammad Syara’i mengatakan, terdapat 25 rumah yang rusak, di mana empat rumah di antaranya mengalami rusak parah. "Empat rumah ini ambruk, sedangkan 21 rumah lainnya ada yang nyaris ambruk, ada yang rusak sedang dan ringan," kata Syara’i.
Ia menyampaikan, para penghuni rumah tersebut saat ini masih mengungsi ke rumah keluarganya yang terdekat. Sebagian lainnya tinggal di tenda darurat. Dia menyebutkan rumah yang hampir ambruk sudah dirobohkan oleh masyarakat dan diratakan dengan tanah.
"Akibat kerusakan tersebut, perkiraan jumlah kerugian mencapai Rp 1,75 miliar. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian
ini," katanya menambahkan.