Selasa 31 Jul 2018 06:53 WIB

Lima Perempuan Melahirkan di Tenda Pengungsian Gempa

Dari lima orang itu, satu orang sudah melahirkan bayinya dalam keadaan sehat.

Korban gempa bumi beristirahat di tenda darurat pengungsi, Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Korban gempa bumi beristirahat di tenda darurat pengungsi, Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Sedikitnya lima orang perempuan terdampak gempa bumi sudah dan sedang berjuang melahirkan di tenda Posko Bencana Gempa, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Selasa (31/7). Dari lima orang itu, satu orang sudah melahirkan bayinya dalam keadaan sehat.

"Empat ibu lainnya masih ada yang bukaan satu, bukaan dua, bukaan tiga, dan bukaan tujuh. Kondisi yang bukaan dua dan tiga sudah keluar air banyak," kata Dwi Maida Suparina, salah seorang bidan yang ditemui di Posko Bencana Gempa Kecamatan Sembalun, Selasa pagi.

Ia mengatakan lima orang perempuan dengan usia kehamilan sembilan bulan itu dibawa ke Posko Bencana Gempa karena ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas Sembalun hancur akibat gempa. Masih sering terjadinya gempa susulan juga menjadi pertimbangan untuk sementara puskesmas tidak digunakan merawat warga. Sebab tembok dikhawatirkan roboh.

Dwi menambahkan ibu-ibu yang sedang berjuang melahirkan bayinya tersebut dibawa ke posko secara bertahap oleh petugas medis. "Ada yang dibawa kemarin (Senin), dan ada yang dibawa dini hari tadi," ujar bidan kelompok kerja yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Sembalun ini.

Lima orang ibu yang sudah dan sedang berjuang melahirkan bayinya tersebut juga mendapat pertolongan dari dokter Public Service Center 119 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, yang bertugas di Posko Bencana Gempa Sembalun. Dokter Anita Rahman mengaku terus melakukan observasi terhadap kondisi empat orang ibu yang segera melahirkan. Sebab, ada beberapa yang sudah keluar air banyak sehingga dipertimbangkan untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat.

"Kami tidak berani mengambil tindakan memberi perangsang (induksi) karena itu harus dilakukan minimal di puskesmas dengan peralatan memadai. Jadi kemungkinan akan  dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, Ahad (29/7), pukul 06.47 Wita. BPBD NTB menerima laporan sementara sebanyak 16 orang meninggal dunia, termasuk di antaranya satu warga Malaysia, dan satu warga Makassar, Sulawesi Selatan.

Selain korban meninggal dunia, gempa bumi tersebut juga menyebabkan ratusan orang mengalami luka berat dan ringan. Seluruhnya tersebar di Kecamatan Sambelia, dan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, serta di Kabupaten Lombok Utara.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement