Senin 30 Jul 2018 19:35 WIB

Tim Penyelamat Evakuasi 386 Orang dari Rinjani

Ada enam orang memilih bertahan di Danau Segara Anak.

Dubes Thailand untuk Indonesia Songphol Sukchan (kanan) menjemput warganya yang terjebak di Gunung Rinjani di pintu pendakian Bawak Nao, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Tim personel gabungan TNI, Polisi, SAR, Poster dan Paramedis mulai mengevakuasi 500 orang pendaki yang sebagian besar berasal dari Thailand dan Malaysia yang terjebak di sekitar Danau Segara Anak.
Foto: Antara
Dubes Thailand untuk Indonesia Songphol Sukchan (kanan) menjemput warganya yang terjebak di Gunung Rinjani di pintu pendakian Bawak Nao, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Tim personel gabungan TNI, Polisi, SAR, Poster dan Paramedis mulai mengevakuasi 500 orang pendaki yang sebagian besar berasal dari Thailand dan Malaysia yang terjebak di sekitar Danau Segara Anak.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMBALUN -- Tim penyelamat berhasil mengevakuasi sebanyak 386 jiwa keluar dari dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pascagempa bumi Ahad (29/7) pagi, pukul 06.47 Wita.

Jumlah tersebut merupakan catatan evakuasi sementara dari posko pendataan dan kesehatan yang terletak di Desa Bawak Enao, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Data tersebut merupakan data evakuasi hingga Senin (30/7) petang, pukul 18.00 Wita.

Dari 386 jiwa yang selamat, tercatat 181 di antaranya merupakan pendaki mancanegara. Sisanya dengan jumlah 205 jiwa, merupakan para pendaki lokal bercampur dengan jumlah porter guide.

"Dari jumlah yang berhasil diselamatkan, sebagian besar memang merupakan pendaki asal Thailand," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohammad Faozal di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Senin.

Terkait dengan penyelamatan ini, Kepala Balai TNGR Sudiyono menjelaskan jumlah yang menjadi target evakuasi tim penyelamat berpatokan pada daftar pendakian 27-28 Juli 2018. Dalam rentan waktu dua hari tersebut, tercatat ada 576 jiwa.

"Jadi memang dari data yang kita punya, 330 lebih diantaranya warga Thailand, banyak dari mereka," kata Sudiyono yang ditemui dikantor Resor Sembalun.

Jumlah tersebut merupakan angka para pendaki, porter guide yang bertahan di Danau Segara Anak. Gempa bumi mengakibatkan seorang pendaki meninggal dunia akibat tertimpa longsor batu di jalur Dana Segara Anak-Bukit Pelawangan.

Namun hingga kini, tim penyelamat sudah berhasil mengevakuasi sebagian besar korban yang sebelumnya berada di Danau Segara Anak. "Untuk sisanya, mereka sekarang sudah sampai pos dua jalur pendakian resmi Sembalun. Hanya saja masih ada enam orang lagi yang bertahan disana (Danau Segara Anak)," ucapnya.

Sebanyak enam orang yang masih bertahan di Danau Segara Anak enggan ikut rombongan evakuasi karena secara psikologis masih mengalami trauma berat dengan insiden gempa bumi tersebut. "Secara psikologis, mereka masih trauma dengan kejadian kemarin. Makanya mereka memilih tetap bertahan. Di sana tidak ada WNA, ada warga Jakarta bersama porter guide," ucapnya.

Terkait dengan enam orang yang masih bertahan di Danau Segara Anak, Sudiyono mengatakan sudah ada tim yang bergerak ke lokasi untuk melakukan penjemputan sekaligus membawakan logistik makanan dan minuman. "Untuk evakuasi mereka, rencananya akan dilakukan dengan penjemputan pakai helikopter. Tapi kalau pun cuacanya tidak memungkinkan, penjemputan akan dilakukan lewat jalur darat, mungkin akan ditandu," kata Sudiyono.

Selanjutnya, terkait dengan kabar jenazah Muhammad Ainul Takzim (26 tahun), staf Balai Litbang LHK Makassar, yang juga masih berada di Danau Segara Anak, Sudiyono mengatakan tim penyelemat sudah menuju lokasi bersamaan dengan penjemputan enam orang.

Baca juga: Ketika Pendaki Asing Ucapkan Allahu Akbar di Rinjani

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement