Senin 30 Jul 2018 19:20 WIB

Hendrawan Prediksi Gerindra & Demokrat Dominan dalam Koalisi

Dominasi PAN dan PKS akan lebih kecil, terutama terkait penentuan cawapres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Anggota Baleg DPR RI Hendrawan Supratikno saat menjadi pembicara dalam diskusi Dialog Kenegaraan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/3)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anggota Baleg DPR RI Hendrawan Supratikno saat menjadi pembicara dalam diskusi Dialog Kenegaraan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/3)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Hendrawan Supraktikno poros koalisi Joko Widodo tak mempermasalahkan bergabungnya Partai Demokrat ke poros Prabowo. Hendrawan justru memprediksi Partai Gerindra dan Partai Demokrat menjadi partai yang dominan dalam koalisi. 

Hal tersebut didasarkan pada perolehan kursi kedua partai pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. "Gerindra dan Demokrat akan dominan dan menentukan formula koalisi," ujar Hendrawan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (30/7).

Gerindra menguasai 73 kursi di DPR RI periode 2014-2019, sedangkan Demokrat 61 kursi. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan PAN (49 kursi) dan PKS (40).

Hendrawan mengatakan masuknya partai peringkatpada keempat di Pemilu 2014 itu membuat dominasi PAN dan PKS lebih kecil, terutama berkaitan dengan penentuan cawapres. Dalam koalisi, ia mengatakan, banyak yang menduga PAN dan PKS akan cenderung pasif. 

photo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) usai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7). (Republika/Mahmud Muhyidin)

Padahal, Hendrawan menuturkan, PAN dan PKS sudah menyiapkan sejumlah nama sebagai cawapres. Karena itu, ia menilai, bakal ada tarik-menarik dalam poros Prabowo Subianto terkait penentuan cawapres.

Apalagi, ada rekomendasi ijtima GNPF ulama yang menginginkan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan juga Ustaz Abdul Somad. "Rekomendasi ulama yang memunculkan nama di luar Demokrat. Tarik menarik yang perlu dicermati," ujarnya.

Ia mengatakan kesepakatan koalisi tentunya adalah upaya untuk mempertemukan berbagai kepentingan partai. Sementara, setiap partai politik mempunyai preferensi dan masalah berbeda-beda.

"Ada proses take-and-give, saling memberi, saling mengisi. Kita lihat saja nanti," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement