REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren (Ponpes) Dea Malela di Kecamatan Lenangguar, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (29/7. Di lokasi ini, Kementerian PUPR membangun dua tower rumah susun untuk mendukung para santri belajar dengan nyaman.
Menteri PUPR mengatakan, rusun santri dan mahasiswa yang dibangun Kementerian PUPR turut mendukung program prioritas pemerintah untuk membangun SDM Indonesia. "Gedungnya rapih, fasilitasnya baik, semoga santri nyaman belajar dan tinggal di sini," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (29/7).
Basuki menjelaskan, satu tower Rusun santri dibangun pada 2015 oleh Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Perumahan, Direktorat Rumah Susun, Ditjen Penyediaan Perumahan, Kementerian PUPR. Rusun setinggi tiga lantai ini terdiri dari 12 unit kamar dengan tipe barak. Rusun dapat menampung 348 jiwa yang diperuntukan santri lajang dan telah dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas serta meubelair.
Rusun juga dilengkapi fasilitas listrik, air, area wudhu, kamar mandi luar dan meubelair seperti tempat tidur bertingkat, lemari dan meja belajar. Pelaksanaan pembangunan Rusun oleh Kontraktor Pelaksana PT Brantas Abipraya dan Konsultan MK PT Inti Mulya Kerjasama dan PT Pola Agung dengan anggaran Rp 6,6 miliar.
Tahun 2018 akan dibangun lagi satu tower Rusun untuk santriwati. Rusun ini juga dibangun tiga lantai terdiri dari 12 unit kamar tipe barak lengkap dengan kamar tidur, kursi, meja dan lemari dengan kapasitas 216 orang. Fasilitas pendukung juga akan dibangun seperti toilet komunal dan area wudhu.
Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 6,6 miliar dimana progres konstruksi sudah mencapai 9% dan ditargetkan selesai akhir 2018.
Turut mendampingi Menteri Basuki adalah Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Mataram Budiamin dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. Selain itu, hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Gubernur NTB Zainul Majdi atau dikenal Tuan Guru Bajang dan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dea Malela Din Syamsudin.