Ahad 29 Jul 2018 16:15 WIB

500 Kepala Keluarga Jadi Korban Gempa Lombok

Belum ada data pasti jumlah korban terdampak gempa yang terjadi di NTB.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Warga berjalan di depan rumah yang roboh akibat gempa di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Ahad (29/7).
Foto: Antara
Warga berjalan di depan rumah yang roboh akibat gempa di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Ahad (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahsanul Khalik belum berani mengungkap angka pasti terkait jumlah korban terdampak gempa pada Ahad (29/7). Namun menurutnya kemungkinan besar 500 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban gempa.

Ahsanul menyebutkan, tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, serta Kecamatan Bayan di Lombok Utara menjadi wilayah dengan dampak terparah. Ia juga belum berani mengungkap data korban meninggal lantaran masih dalam proses pendataan.

"Korban gempa meninggal tadi kita dengar 10 orang, ada ratusan luka-luka tapi perlu pendataan lebih lanjut," lanjutnya.

Dinas Sosial NTB telah menerjunkan Tagana untuk memberikan bantuan dan juga membuka posko di Lapangan Sajang dan Sembalun Bumbung di Kecamatan Sembalun.

photo
Warga berada di rumahnya yang rubuh akibat gempa di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7). Gempa bumi 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Ahad (29/7).

"Kita mulai dropping bantuan ada terpal, matras, selimut dan makanan siap saji. Kita juga buka dapur umum lapangan di Sembalun, Sambelia, dan Bayan," katanya.

Ia menegaskan, kebutuhan pokok warga terdampak menjadi prioritas sampai beberapa hari ke depan. Ahsanul menambahkan, Dinsos juga menyiapkan genset di lokasi pengungsian sebagai antisipasi belum normalnya aliran listrik.

"Kita juga koordinasi dengan PLN untuk sampaikan kondisi di lapangan terkait listrik," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement