Sabtu 28 Jul 2018 00:49 WIB

Mahfud MD: Kembalikan Budaya Politik Yogya ke Bahari

Mahfud mengatakan budaya bahari berwatak egaliter, guyub, sportif dan akseptatif

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA  - Guru besar Hukum Tata Negara Fakuktas Hukum UII Yogyakarta Mahfud MD menegaskan Yogyakarta  telah  memainkan peran kunci pada saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini berkat bantuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang bukan hanya menyediakan tempat perlindungan dsn menjadikan Yogya sebagai ibukota Republik tetapi juga membantu material-finansial. 

"Karena itulah banyak yang mendukung keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan itu sah secara hukum,"kata Mahfud dalam  Orasi Kebangsaan Jogja -Gumregah untuk Indobesia dengan tema Meneguhkan NKRI dan Pancasila Perspektif Hukum Ketatanegaraan, di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat malam (27/7). 

Ia pun meminta semua pihak mempertahankan keistimewaan ini sambil berusaha mengembalikan budaya politik kita ke budaya bahari. Selain karena secara yuridis mempunyai keistimewaan di bidang budaya, Yogya dikenal juga secara sosiologis dan psikologis sebagai pemelihara budaya leluhur bangsa.

Budaya bahari adalah budaya yang di dalam kehidupan bersama termasuk dalam bidang politik, berwatak sangat egaliter, guyub, sportif dan akseptatif terhadap perbedaan. 

Ia juga menyinggung budaya bahari itu ada relevansinya dengan yang disampaikan saat pengukuhan kembali  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono periode 2017-2022, tanggal 2 Agustus 2017. "Saat pengukuhan yang lalu mengajak kita menghadap ke laut karena negara kita adalah negara maritim. Menurut saya ajakan tersebut bukan hanya mengajak kita mengelola laut yang secara ekonomis kaya raya, serta dan menjaga pertanda laut denga nteknologi canggih yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan gempa dan tsunami.

Ajakan ke budaya bahari, kata Mahfud menambahkan, merupakan ajakan untuk kembali ke jati diri, mengembangkan hidup yang guyub rukun, penuh sopan santun, saling menghargai, akseptasi, gotong royong dan tidak menang-menangan. 

Hal senada juga disampaikan Guru Bangsa Ahmad Syafii Maarif  bahwa Yogyakarta penduduknya  terlalu banyak dan daerahnya tidak luas, tetapi perannya dalam sejarah Indonesia sangat dahsyat. Ketika Jakarta sudah tidak aman, republik pindah ke Yogyakarta dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX telah menyerahkan segalanya untuk menghidupi republik, kata Buya Syafii saat memberikan pengantar orasi. 

"Jika Yogyakarta menjadi istimewa karena jasa Sultan HB IX yang luar biasa Yogya menyelamatkan republik saat kritikal,"ujarnya.

Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono Xdalam sambutannya  mengatakan sekarang ini sungguh langka menemukan seorang pemimpin yang "melintas batas" SARA, budaya dan tradisi seperti Bung Karno. Terbilang langka sosok yang melampaui dirinya. Mereka tidak hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya, tetapi juga melakukan pergumulan untuk orang lain dan bangsanya.

Pada acara ini Gubernur DIY Sri Sultan.Hamengku Buwono X melaunching buku Bunga Rampai Antologi Kebangsaan Jogja Gumregah untuk Indonesia.dan Bunga Rampai Budaya yang ditandai dengan penandatanganan prasasti di atas kanvas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement