Rabu 25 Jul 2018 20:11 WIB

Mardani: PKS Bersedia Turunkan 'Tensi' Terkait Cawapres

PKS siap duduk bersama Gerindra, Demokrat dan PAN untuk membahas Pilpres 2019.

Politisi PKS, Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Politisi PKS, Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera mengatakan, partainya siap duduk bersama Gerindra, Demokrat dan PAN, untuk mendiskusikan serta menentukan pasangan calon presiden (capres) dan cawapres. Mardani mengatakan, partainya bersedia menurunkan 'tensi' terkait posisi cawapres.

"Itu yang harus dilakukan yaitu duduk bersama karena Demokrat mau mengajukan Agus Harimurti, PKS ada sembilan nama, PAN mau Zulkifli Hasan dan Gerindra mau Prabowo, PBB mau Yusril, lalu ada satu yang menginginkan Tommy," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (25/7).

Mardani mengatakan PKS mau menurunkan tensi apabila parpol lainnya melakukan hal yang sama termasuk kalau nanti muncul nama lain, di luar yang selama ini dibicarakan. Menurutnya, PKS tetap mengajukan sembilan nama sebagai capres ataupun cawapres, namun untuk sosok Ahmad Heryawan (Aher) dan Salim Assegaf Al Jufrie punya catatan khusus.

"Kami tetap sembilan nama, namun belum tahu kalau keputusan Majelis Syuro berubah, kalau Aher menguat karena sukses memimpin di Jawa Barat. Lalu Ustad Salim Assegaf punya kekuatan untuk menyolidkan dan mengambil massa religius," ujarnya.

Mardani mengatakan dirinya mendapatkan informasi bahwa Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengajukan nama Salim Assegaf diajukan sebagai capres ataupun cawapres, saat pertemuan dengan Prabowo Subianto. Selain itu menurut dia, PKS menyambut baik pertemuan antara Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena menjadi sinyal positif.

"Kami gembira dengan pertemuan SBY-Prabowo, itu sinyal yang baik. Kalau kemarin kita sudah melihat Jokowi dengan enam parpol, pimpinannya sudah bertemu dan sinyalnya baik karena mulai mengerucut walaupun infonya ke Jusuf Kalla," katanya.

Dia meyakini ketika Demokrat bergabung dalam koalisi bersama PKS, Gerindra dan PAN maka akan berjalan efektif namun kemenangan dalam kontestasi Pemilu ditentukan soliditas kader. Menurut dia, makin banyak pasukan belum tentu makin solid namun semakin kuat kepemimpinan pasukan, koalisi akan solid.

"Kami yakin bergabungnya SBY ke Prabowo makin menguatkan keyakinan kalau 2019 ganti presiden," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement