REPUBLIKA.CO.ID, Kopi tak melulu dapat dinikmati dalam bentuk seduh dengan air panas atau dingin. Di Bondowoso misalnya terdapat beragam bentuk penyajian kopi yang tidak kalah enaknya dengan kuliner di restoran.
Kedai Boni yang berada di Jalan Pelita Nomor 7A Tamansari, Bondowoso, Jawa Timur (Jatim) menyajikan beragam menu kuliner yang sehat. Salah satu di antaranya yakni mie kopi yang harganya dibanderol sekitar Rp 15 ribu per porsi. Sekilas penampilannya seperti mie ayam pada umumnya tapi saat diteliti lebih mendalam akan nampak warna hitam.
Pencetus Mie Kopi, Maya Fitria mengatakan, kuliner yang disajikannya sebenarnya serupa dengan mie pada umumnya. "Hanya saja saya campur dengan bubuk kopi saat matang sehingga rasa kopinya muncul," ujar Maya saat ditemui Republika di Alun-alun Kabupaten Bondowoso, belum lama ini.

Kedai Boni di Bondowoso menyajikan mie kopi.
Ide kuliner ini murni dari pemikiran Maya sendiri setelah melihat kebanyakan penyajian kopi lebih sering ke minuman. Tidak ada inovasi yang menggunggahnya sehingga muncul dalam benak Maya untuk mencoba-coba memadukan bubuk kopi pada mie. Agar lebih menggiurkan, mie ditambah dengan topping ayam dan bumbu rempah-rempah.
"Toppingnya kita buat sedikit agak manis tapi diusahakan agar taste kopinya tidak hilang," ujar perempuan berhijab ini.
Dalam sehari, Maya biasa menyiapkan empat sampai lima kilogram tepung terigu untuk membuat mie kopi maupun daun kelor. Untuk mie istimewanya, Maya mengungkapkan, satu kilogram tepung biasanya disiapkan 50 gram bubuk kopi. Dari takaran ini, dia dapat menyiapkan kuliner andalannya setiap hari.
"Kalau mie kopi bisa habis 15 porsi per hari. Dan respon pelanggan awalnya agak ragu takut pahit, tapi sekarang mereka malah jadi pelanggan," ujarnya.
Meski sudah berjalan enam bulan, Maya mengaku belum memproduksi mie dalam bentuk kering. Oleh sebab itu, ia belum bisa menjual kuliner istimewanya ini ke luar kota. Mie kopi lebih nikmat dikonsumsi secara langsung selagi hangat di Kedai Boni, Bondowoso.
Selain mie, keluarga Maya juga memiliki produk unik lainnya yang bermerek Maestro Cascara. Sekilas tak ada menarik dari produk tersebut, tapi saat diketahui secara rinci ternyata teh tersebut memiliki keunikan. Kemasan yang berisi 10 sachet teh celup ini terbuat dari kulit kopi.

Produk teh celup dari kulit dan daun kopi, mint, rosella serta melati di Bondowoso, Jatim
Maya menjelaskan, pemilihan kulit kopi ini tak sembarang dilakukan. Sang adik yang juga peracik produk tahu benar tentang khasiat bagian yang selalu terbuang tersebut. "Adik saya kebetulan sudah lama berkecimpung di dunia herbal jadi tahu tentang khasiatnya, lagi pula di Wikipedia atau Google banyak yang telah membahas kulit kopi ini," kata Maya.
Menurut Maya, kulit kopi terbukti memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Khasiat teh semakin bagus setelah diracik dengan bahan lainnya, seperti daun mint, daun kopi, melati dan rosella. Perpaduan rasa agak pedas karena daun mint serta asam pada rosella membuatnya semakin nikmat dikonsumsi.
Dibandingkan teh celup lain, produknya dipastikan dapat membantu dan menurunkan kadar lemak dan kolesterol. Lalu dapat membantu detoksifikasi di dalam tubuh serta meningkatkan metabolisme. Kemudian juga bisa membantu meningkatkan stamina dan meremajakan kulit.
Untuk menikmati teh ini, pembeli hanya perlu datang ke Kedai Boni di Jalan Pelita Nomor 7A Tamansari, Bondowoso, Jatim. "Atau bisa juga beli online di Instagram 'Kedai Boni' dengan harga Rp 80 ribu per bungkus," jelas perempuan berhijab ini.

Kedai Boni di Bondowoso menyajikan mie kop
Agar khasiat semakin baik, Maya menyarankan, penikmat teh untuk lebih baik menghindari mengonsumsi gula dalam takaran besar. Sementara ihwal penyajiannya, teh ini tak bedanya dengan yang lain. Kantung teh hanya perlu diseduh di air panas berukuran 150 CC lalu didiamkan sekitar tiga sampai lima menit.
Berkat teh kulit kopi, Pemilik Produk, Mohammad Nasrullah mengaku omzet produk yang didapatkannya setiap bulan cukup besar. "Omzet total Rp 300 sampai 400 juta dari modal awal sekitar Rp 4 jutaan," jelasnya.