Sabtu 07 Jul 2018 19:05 WIB

Penurunan Suhu di Jabar Dipengaruhi Musim di Australia

BMKG mengatakan cuaca ini merupakan fenomena umum.

Pantauan cuaca BMKG.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho
Pantauan cuaca BMKG.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan menurunnya suhu udara di Jawa Barat yang mencapai 16 derajat celcius beberapa hari terakhir ini dipengaruhi musim di Australia. BMKG juga mengatakan cuaca seperti ini merupakan fenomena umum.

"Walaupun saat ini wilayah Jabar sudah masuk musim kemarau, tetapi suhu udaranya malah turun bahkan dingin. Cuaca seperti ini merupakan fenomena umum,” Peneliti Cuaca dan Iklim BMKG Provinsi Jabar Muhamad Iid Mujtahdiddin dalam siaran persnya, Sabtu (7/7).

Ia mengatakan karakteristik suhu udara di periode musim kemarau periode Juni-September relatif lebih rendah. Hal ini karena disebabkan adanya angin pasat tenggara atau timur yang bertiup dari Benua Australia. 

Dari pantauannya, saat kemarau sudah mulai terjadi Indonesia, khususnya Jabar. Akan tetapi, di wilayah Benua Australia sedang musim dingin yang puncaknya diprakirakan akan terjadi pada Juli, Agustus hingga September.

Pantaun suhu dari alat pengukur pada Juli ini, suhu terendah mencapai 16,4 derajat celcius  seperti yang terjadi pada Jumat (6/7). Kala itu, kondisi kelembaban relatif rendah yang berada pada nilai 38 persen.

"Kondisi cukup kering sehingga berpeluang tidak terjadi pembentuan awan hujan. Sehingga hujan diperkirakan tidak akan turun dalam beberapa waktu ke depan," tambahnya.

Menurutnya, suhu pada sore menjelang malam hingga pagi saat ini relatif dingin. Bahkan, sebagian warga menyebut merupakan fenomena baru. 

Namun pada siang hari cuaca malah panas karena sedikitnya pembentukan awan-awan hujan. 

Iid menambahkan selama periode 40 tahun terakhir ini, suhu udara di Bandung pernah mencapai 11,2 derajat celcius pada Agustus 1987. Sementara suhu udara maksimum terjadi pada April 2011, yakni 36 derajat celcius.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement