Selasa 26 Jun 2018 00:27 WIB

Sambut Bandara Baru, Bantul Siapkan Wisata Malam

Bandara baru dinilai berdampak positif bagi sektor wisata di Bantul

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Esthi Maharani
Petugas memasang rambu pengalihan arus di jalan Daendels di Temon, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (26/3). Penutupan jalan Daendels tersebut untuk mendukung kapasitas jalan yang akan digunakan untuk lalu lintas kendaraan pembawa material proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Petugas memasang rambu pengalihan arus di jalan Daendels di Temon, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (26/3). Penutupan jalan Daendels tersebut untuk mendukung kapasitas jalan yang akan digunakan untuk lalu lintas kendaraan pembawa material proyek pembangunan New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL—Tahun depan, ditagetkan bandara baru di Kulonprogo mulai beroperasi. Keberadaan bandara baru pun dinilai berpotensi memiliki dampak positif bagi sektor wisata di Bantul, mengingat Jalur Lintas Selatan (JLS) menuju Bandara itu melintasi wilayah Kabupaten Bantul.

Demi mengoptimalkan potensi itu, Dinas Pariwisata Bantul pun telah menyiapkan beberapa strategi. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, salah satu strategi yang disiapkan adalah dengan menghadirkan wisata malam.

“Wisata malam ini menghadirkan event pertunjukan yang menarik serta wisata kuliner,” ujar Kwintarto saat dijumpai di Kantor Bupati Bantul, Senin (25/6). Ia menilai, wisata malam ini sangat diperlukan demi menarik investor untuk membangun hotel di Bantul.

(Baca: Sultan HB X Dorong Bantul Kembangkan Wisata Susur Sungai)

Dengan adanya wisata malam, maka wisatawan yang berkunjung di Bantul pada pagi hingga sore hari dapat terus menikmati wisata di Bantul hingga malam hari. Dengan begitu, lanjutnya, hal ini tentu akan meningkatkan kebutuhan wisatawan akan hadirnya hotel di Bantul.

“Wisata malam ini sangat diperlukan oleh hotel, sehingga suasan di Bantul saat malam hari tidak sepi. Kebutuhan akan wisata malam ini belajar dari fakta bahwa mayoritas wisatawan di Bantul saat ini lebih memilih untuk bermalam di wilayah Kota Yogya karena ingin sekaligus menikmati wisata malam di Yogya,” kata dia.

Ia pun menekankan saat ini telah melakukan kajian terkait pematangan wisata malam itu. Rencananya, wisata malam ini akan mulai dikembangkan pada akhir tahun ini. Menurut dia, konsep wisata malam ini terintegrasi dengan rencana pengembangan wisata di kawasan pantai selatan dan Gua Selarong, Pajangan ini dalam rangka menarik investor dan menyambut kehadiran bandara baru.

Dinas Pariwisata Bantul pun telah melakukan koordinasi dengan lurah dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) agar juga turut menggelar event di wilayah masing-masing. Terutama di kawasan desa wisata yang memiliki homestay, sehingga wisatawan yang bermalam di homestay juga dapat menikmati suguhan pertunjukan pada malam hari.

Ia pun mengakui, dampak positif dari pembangunan bandara baru itu baru terlihar secara signifikan beberapa waktu setelah bandara itu beroperasi. Namun, lanjutnya, Bantul harus terus melakukan persiapan sehingga dapat memanfaatkan mementum dengan optimal.

Lagi pula, Jembatan Progo dua baru dibangun pada 2020. Ia menilai, jeda waktu ini harus dijadikan momen untuk terus mematangkan seluruh persiapan dalam mendongkrak potensi yang ada di Bantul.

Ia pun optimistis industri wisata di Bantul akan terus tumbuh. Hal ibi dibuktikan dari data jumlah pengunjung pada libur lebaran tahun ini. “Tahun lalu pengunjung selama libur lebaran sekitar 307 ribu. Tahun ini jumlahnya sekitar 366.640 pengunjung,” ucapnya.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement