Rabu 13 Jun 2018 13:30 WIB

Pengamat: JK Tetap Berpeluang Jadi Capres

Jika JK maju, suara Jokowi dinilai bisa rontok.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Jusuf Kalla
Foto: Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, menilai bukan mustahil bila Jusuf Kalla (JK) pada akhirnya akan bersedia maju ke Pilpres 2019.

Meski pernah menyatakan ingin istirahat pada Pilpres 2019, Hendri menilai JK bisa saja berubah pikiran saat waktu pendaftaran makin dekat.

"Sekarang kepentingannya lebih ke politik. Bisa saja JK di ujung-ujung melihat elektabilitasnya bagus kemudian maju. Jadi itu (pernyataan JK tak ingin maju ke Pilpres) faktor yang mudah sekali dikalahkan. Sama dengan Jokowi pada 2014 dulu, bilang komit tapi maju juga," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (13/6).

Wapres JK pada 24 April lalu sempat mengungkapkan keinginan untuk beristirahat dari pencalonan presiden maupun wakil presiden pada Pilpres 2019. Pernyataan ini diutarakan JK menyusul peluangnya menjadi calon wakil presiden (cawapres).

"Seperti yang sering saya katakan, saya sendiri tentu ingin istirahat. Apalagi masalah konstitusi sudah menetapkan hal seperti itu, yang harus dua kali (menjabat)," kata JK.

Partai Demokrat mewacanakan adanya Koalisi Kerakyatan di luar dari kubu parpol yang ada sekarang ini. Koalisi Kerakyatan menggulirkan ide tentang pengusungan JK menjadi capres dan dipasangkan dengan anak pertama Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Agus Harimurti Yudhoyono.

Hendri menuturkan bila koalisi kerakyatan tersebut mengusung JK menjadi capres, bisa membuat suara pejawat Joko Widodo (Jokowi) rontok. Sebab menurutnya, JK memiliki kekuatan pejawat yang hampir sama dengan Jokowi.

"Kalau koalisi ini terbentuk, yang suaranya tergembosi ya suaranya Jokowi. Karena sosok JK ini spesial, merupakan pejawat yang punya kekuatan sumber daya yang hampir sama dengan Jokowi," kata dia.

Baca juga,  JK Makan Malam Bersama Mahathir.

Hendri mengatakan, selama ini JK dianggap berada di lingkaran Jokowi. Dalam kondisi ini, bila akhirnya JK keluar dari lingkaran tersebut, maka kubu pendukung Jokowi yang seharusnya khawatir. Suara yang dimiliki Jokowi selama ini pun akan beralih ke JK.


"Kalau JK keluar dari lingkaran Jokowi, ya yang akan tergembosi itu suara dari Jokowinya. JK Pernah maju dan gagal, tapi menurut saya sekarang beda ceritanya. Bisa saja JK memanfaatkan momentum ini," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement