Sabtu 02 Jun 2018 16:14 WIB

Shohibul tak Hadir dalam Pertemuan Prabowo, HRS dan Amien

PKS yakin tetap akan dilibatkan dalam berbagai keputusan penting.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjalankan ibadah umrah di Makkah.
Foto: Istimewa
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjalankan ibadah umrah di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PKS mengatakan, pimpinan mereka tidak hadir dalam pertemuan tiga tokoh , Prabowo Subianto, Amien Rais dan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Makkah saat umrah yang dilaksanakan berbarengan pada Jumat (1/6) kemarin.

Menurut Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS Shohibul Iman memang tidak sedang umrah, dan masih di Jakarta. Sehingga ia tidak ikut dalam pertemuan ketiga tokoh ini di Tanah Suci.  Namun Hidayat tetap yakin walaupun PKS tidak ikut dalam pertemuan, partainya akan tetap diajak dalam pembahasan strategis di pemilihan presiden (pilpres) 2019.

"Sekalipun pak Shohibul Iman di Jakarta, tidak ikut di pertemuan itu. Tapi ada orang PKS yang hadir dalam pertemuan, sekalipun tidak mewakili PKS sebagai institusi, tapi jadi bagian yang diajak umrah," kata Hidayat kepada wartawan, Sabtu (2/6).

Salah satu yang mungkin menjadi agenda pembahasan adalah siapa yang akan diusulkan sebagai calon presiden (capres), seperti hasil rekomendasi rapat koordinasi nasional (rakornas) Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Selasa 29 Mei lalu. Dalam hasil rakornas tersebut diputuskan lima nama capres yang diusung PA 212.

Di antaranya Habib Rizieq Shihab, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra dan Ketua umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.

Hidayat mengatakan, sekalipun perwakilan resmi PKS tidak hadir dan kader mereka tidak masuk dalam rekomendasi rakornas PA 212, bukan berarti para tokoh ini akan mengenyampingkan peran PKS. Sebab proses politik yang telah berjalan bersama selama ini, sejak Pilkada DKI hingga kini PKS tetap ikut serta terlibat di dalamnya.

Hidayat yakin para negarawan dan senior paham pilpres ini beda dengan pilgub. Ketiga tokoh tersebut, kata ia, tahu pilpres itu diatur dalam UU yang ketentuanya pencalonan itu dari parpol dan persyaratan 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara di tingkat nasional.

"Maka mereka akan mempertimbangkan partai mana yang punya kursi di DPR dan mana yang tidak punya kursi di DPR dan mana yang tidak punya kursi di DPR. Partai mana yang bisa memberikan dukungan dan partai mana yang tidak bisa memberikan dukungan. Termasuk partai mana yang bisa menghasilkan kemenangan dan partai mana yang tidak berhasil membuat kemenangan," jelasnya.

Baca juga,  Wasekjen PAN: Mengapa Umrah Prabowo dan Amien Dipersoalkan?

Hidayat yakin walaupun HRS masuk dalam prioritas, tapi ia tidak akan berorientasi pada jabatan dan akan sangat bijak memahami persoalan pilpres tersebut. Karena rekomendasi rakornal PA 212 itu dibuat bukan dari perspektif partai politik.

Padahal pencalonkan capres atau cawapres bukan dari ormas atau orang per orang, tapi partai politik. "Maka kami tetap akan berprasangka baik, ini akan dibicarakan dengan PKS secara elegan dengan pihak yang layak dilibatkan bisa memenangkan capres di Pilpres 2019," kata Wakil Ketua MPR ini.

Ketua DPP PKS Abdul Hakim mengungkapkan hal yang serupa. Abul Hakim yakin PKS akan tetap dilibatkan dalam keputusan politik penting dan strategis untuk umat Islam dan bangsa Indonesia. Walaupun Presiden PKS Shohibul Iman tidak ikut dalam pertemuan tiga tokoh di Makkah, Jumat (1/6) kemarin. "Saya yakin mereka senantiasa akan mengikutsertakan PKS," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement