Jumat 01 Jun 2018 18:42 WIB

Pasar Beduk Marak, Produksi Sampah Palembang Meningkat

Selama Ramadhan terjadi peningkatan mencapai 800 - 900 ton per hari.

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Pasar beduk (Ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Pasar beduk (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -– Selama Ramadhan 1439 H di Palembang marak bermunculan pasar beduk. Selain menjual makanan dan minuman untuk berbuka puasa, para pedagang di pasar beduk juga memproduksi sampah yang ikut menambah jumlah volume sampah di ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut.

“Selama Ramadhan volume sampah di kota Palembang meningkat 20 persen dari hari biasanya. Penyebabnya karena aktivitas masyarakat selama Ramadhan yang meningkat juga karena keberadaan pasar beduk yang bermunculan selama bulan Ramadhan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Palembang Faisal AR, Jumat (1/6).

Menurut Faisal, produksi sampah warga biasanya Palembang biasanya yang diangkut kendaraan Dinas LHK sebanyak 600 - 700 ton samah per hari. “Selama Ramadhan terjadi peningkatan mencapai 800 - 900 ton per hari. Paling banyak volume sampah dari pasar beduk yang terjadi penumpukan setelah pasar usai,” ujarnya.

Peningkatan produksi sampah akibat aktivitas pasar beduk tersebut mendapat perhatian Dinas LHK. Menurut Faisal, intitusi yang dipimpinnnya akan menambah personil untuk mengangkut sampah. Menurutnya, saat ini ada 60 personil pasukan kuning yang mengangkut sampah di sepanjang ruas jalan protokol. Untuk kawasan pinggiran, angkutan sampah dibantu oleh motor pengangkut sampah yang tersebar di setiap kecamatan. 

Walau terjadi peningkatan, menurut Faisal, petugas pengangkut sampah selalu siaga setiap saat, apa lagi kini menjelang pelaksanaan Asian Games 2018. “Petugas di bulan Ramadhan tetap siaga dan siap diterjunkan menyisir sampah termasuk sampah dari Pasar Beduk,” katanya.

Untuk mengatasi masalah sampah di Palembang Kepala Dinas LHK Faisal mengimbau warga kota untuk meningkatkan kesadaran dalam membuang sampah sehingga sampah tidak bertumpuk di tepi atau di tengah jalan. “Masalah sampah bukan hanya urusan pemerintah tetapi harus ada kerjasama dengan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengangkut sampah dengan membuah ke tempat penampungan yang ada,” katanya.

Bagi Palembang, saat ini sampah menjadi masalah serius yang saat ini terus ditangani pemerintah kota. Faisal menjelaskan, dengan penduduk mencapai 1,8 juta jiwa produksi sampah di Palembang tumbuh setiap harinya. Dari total produksi sampah 1.400 ton per hari hanya 600-800 ton yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir Sukawinatan. 

"Total kapasitas TPA Sukawinatan seluas 25 hektare tinggal tersisa empat hektare. Palembang butuh teknologi insenerator untuk mengatasi produk sampah,” katanya.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement