REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat meminta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menggelar pasar murah, sebagai jurus menahan harga pangan yang mulai melonjak menjelang Lebaran. Salah satunya adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar yang mulai Senin (28/5) ini menggelar pasar murah dengan menggandeng 110 pelaku pasar, termasuk UMKM dan distributor bahan pokok di Sumbar.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (IP) menyebutkan, pihaknya ingin membuktikan bahwa pemerintah hadir langsung dalam upaya menahan gejolak harga. Apalagi saat ini sejumlah bahan pokok di daerah mulai menunjukkan tren kenaikan, meski secara menyeluruh Sumbar masih relatif stabil.
"Jadi kita tidak diam saja. Ada kepedulian, tidak auto-pilot. Harga yang dijual di bazar lebih murah dari harga pasar," kata IP usai membuka bazar atau pasar murah di Disperindag Sumbar, Senin (28/5).
(Baca: Pemda Diminta Pantau Harga Pangan di Pasar)
Dibukanya pasar murah diharapkan bisa menyentuh masyarakat ekonomi lemah yang merasa berat untuk mengakses kebutuhan pokok harian. IP mengingatkan agar pejabat dan pegawai eselon agar tidak ikut-ikutan memanfaatkan pasar murah, karena di dalam penjualannya melibatkan subsidi pemerintah.
"Jangan malah diborong oleh ASN berjabatan atau Golongan IV ke atas. Utamakan pegawai Golongan II dan masyarakat kurang mampu. Karena di dalamnya ada subsidi," kata IP.
Kepala Disperindag Asben Hendri dalam laporannya menyebutkan, bazar diikuti oleh 110 peserta, meliputi UMKM dan distributor kebutuhan pokok asal Sumbar. Ia menjelaskan, pasar murah digelar untuk memberi opsi tambahan bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga miring. Secara bersamaan, Pemprov Sumbar Bulog juga menggalakkan pasar murah oleh sejumlah OPD lainnya. Langkah ini diharapkan bisa meredam lonjakan harga di pasar-pasar utama di Sumatra Barat.
Disperindag Sumbar sendiri mengoordinasi 11 titik pasar murah. Pelaksanaan pasar murah juga melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti Bank Nagari dan Semen Padang.
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan di Sumbar terutama adalah minyak goreng curah untuk pasar tradisional, serta telur ayam ras dan cabai merah keriting untuk pasar modern. Minyak goreng curah mengalami kenaikan 0,05 persen menjadi Rp 11 ribu per kg. Sementara telur ayam ras naik 0,43 persen menjadi Rp 23 ribu per kg dan cabai merah keriting naik 0,71 persen menjadi Rp 49.600 per kg. Untuk daging sapi, relatif stabil namun masih bertengger di atas Rp 120 ribu per kg untuk wilayah Sumbar.