Sabtu 26 May 2018 03:00 WIB

BBPOM Yogya: Tren Penggunaan Zat Berbahaya pada Takjil Turun

BBPOM melakukan pengawasan ke berbagai sarana distribusi.

Red: Nur Aini
Takjil (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Takjil (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan ada tren penurunan penggunaan zat berbahaya pada jajanan takjil yang dijual di Pasar Ramadhan di sejumlah lokasi di Yogyakarta.

"Untuk tingkat kedaluwarsa hingga penggunaan bahan berbahaya, kami melihat Ramadhan tahun ini ada tren penurunan," kata Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY Sandra MP Linthin saat ditemui di Kantor BBPOM Yogyakarta, Jumat (25/5).

Menurut Sandra, selama sepekan sejak awal Ramadhan, BBPOM DIY telah melakukan pengawasan ke berbagai sarana distribusi. Pengawasan mulai dari distributor, pasar modern, hingga pasar tradisional termasuk pasar-pasar sore Ramadhan.

Untuk Pasar Ramadhan, dari seluruh sampel takjil yang diperiksa, hasilnya memenuhi syarat. Pemeriksaan dilakukan baik dari sisi izin edar hingga kandungan bahan berbahayanya seperti kandungan rodhamin B dan lainnya. Menurut dia, seluruhnya dinyatakan memenuhi syarat setelah diuji melalui laboratorium keliling milik BBPOM DIY. "Contohnya dari 31 sampel yang kami ambil kemarin dari Jalur Gazza (Salah satu Pasar Ramadhan di Yogyakarta) seluruhnya memenuhi syarat dari aspek kandungan bahan berbahayanya," kata dia.

Sementara itu, dari total 163 sarana yang diperiksa di lima kabupaten/kota di DIY termasuk distributor, pasar modern, hingga pasar tradisional, seluruh produknya juga dinyatakan memenuhi syarat. "Memang ada 31 sarana produksi yang dinyatakan masih memiliki produk kedaluwarsa atau rusak namun jumlahnya sangat sedikit dan bukan karena faktor kesengajaan," kata dia.

Menurut dia, penurunan penggunaan campuran bahan berbahaya itu berkaitan dengan meningkatnya kesadaran para produsen untuk menyajikan makanan yang aman bagi konsumen. Selain, upaya sosialisasi dari BPOM terus digencarkan.

Meski demikian, Sandra tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat agar kritis dan cerdas memilih produk makanan. Masyarakat tetap waspada terhadap peredaran produk pangan dengan kandungan bahan berbahaya di pasaran.

Ia meminta masyarakat melakukan cek KLIK (kemasan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsa) secara mandiri. "Mulai dari label hingga kemasannya rusak atau tidak harus diperiksa, izin edar hingga tanggal kedaluwarsanya juga harus pastikan ada," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement