Kamis 17 May 2018 00:55 WIB

Kecurigaan Terhadap Cadar Dinilai Berlebihan

Upaya pelembagaan Islamophobia seakan muncul pascaaksi terorisme.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Wanita bercadar, Wanita memakai cadar (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Wanita bercadar, Wanita memakai cadar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengatakan kecurigaan terhadap wanita yang memakai cadar dirasa berlebihan. Pasalnya hak seseorang dalam menjalankan syariat menurut keyakinan telah dilindungi oleh undang-undang.

"Saya khawatir bahwa kemudian muncul orang yang bercadar diturunkan dari kendaraan, nanti ada orang pakai rok mini, kemudian pakai you can see juga diturunkan, karena itu mengarah kepada pornografi. Ini akan sangat berbahaya, jadi jangan berlebihanlah," imbau Slamet di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (16/5).

Aktivis 212 tersebut juga menilai ada upaya pelembagaan Islamophobia dengan adanya kekhawatiran tersebut seolah-olah teroris terkait dengan Islam. Menurut Slamet, jelas tidak ada kaitannya antara tindakan teroris yang terjadi kemarin dengan Islam.

"Karena Islam nggak mengajarkan itu semua, apalagi bom bunuh diri. Tetap dalam Islam itu kan diharamkan ya," katanya. Ia pun menilai ada perlakuan tidak adil terhadap umat Islam akibat pelembagaan Islamophobia yang mengaitkan antara Islam dan teroris.

Sementara itu Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengungkapkan kecurigaan-kecurigaan yang ada jangan sampai menimbulkan keresahan. "Sekarang kita tentu juga harus memeriksa dan melihat dari mana ini kok tiba-tiba muncul kembali tindakan teroris," ujar Fadli.

Dewan Pengurus Pusat (DPP) PA 212 menggelar pertemuan dengan Fadli Zon. Salah satu yang jadi tuntutan antara lain DPP PA 212 meminta DPR RI secepatnya memanggil Kapolri untuk menjelaskan aksi-aksi terorisme yang berdampak negatif kepada Islam.

"DPP PA 212 meminta kepada DPR RI untuk mengajak kepolisian, masyarakat, dan seluruh komponen bangsa untuk stop intimidasi Kepada Islam dan umat Islam tentang masifnya penyebaran informasi negatif tentang simbol-simbol Islam seperti cadar, celana cingkrang, jenggot, dan lain-lain," kata Slamet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement