Selasa 15 May 2018 11:35 WIB

JK Sebut Teror Bom Kemungkinan Berefek pada Asian Games

JK meminta aparat keamanan dan masyarakat bisa saling bekerja sama mengatasi teror.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, teror bom di Surabaya berpotensi memberikan efek kepada Asian Games 2018. Dia menilai orang asing akan meggeneralisasi keamanan di sebuah negara.

Jusuf Kalla menyontohkan, apabila terjadi sesuatu di pelosok Pakistan maka orang-orang dari negara lain akan takut untuk masuk ke negara tersebut. "Sama dengan ini Asian Games, dia di Jakarta-Palembang yang terjadi (bom) di Surabaya, tapi kadang-kadang orang asing tidak tahu membedakan itu," ujar Jusuf Kalla ketika memberikan pidato dalam Global Forum Asian Games 2018 di Hotel Atlet Senayan, Selasa (15/5).

Wapres pun meminta aparat keamanan dan masyarakat dapat saling bekerja sama untuk mengatasi teror ketika Asian Games 2018. Adapun Asian Games akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Jusuf Kalla mengutuk teror bom yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur maupun kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Depok. Jusuf Kalla menilai, aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus menindak tegas pelaku teror tersebut.

"Tentu kita semua mau marah dan mengutuk apa yang terjadi dalam minggu ini, teror bom di Surabaya dan juga yang terjadi di Depok, ini dibutuhkan kesiapan dan juga tindakan tegas dari aparat keamanan, polisi dan TNI," ujar Jusuf Kalla.

Dia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban teror bom di Surabaya, dan kerusuhan di Mako Brimob Polri, Depok. Dia juga menyayangkan bahwa pelaku pemboman di Surabaya melibatkan anak-anak. Menurutnya, hal ini berpotensi dapat merusak generasi muda bangsa.

"Kita tentunya sangat menyayangkan karena anak-anak dilibatkan, jadi bagaimana hebatnya cuci otaknya dilaksanakan, itu yang merusak seluruh bangsa ini," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, antisipasi teror tidak hanya dilakukan oleh aparat kemanan saja. Namun juga masyarakat. Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat dapat memberikan informasi kepada petugas keamanan jika melihat orang-orang di sekitarnya yang mencurigakan.

"Dibutuhkan informasi dari masyarakat apapun yang bisa diperoleh, yang bisa menghentikan ataupun mengawasi orang-orang yang mempunyai sifat yang sangat tercela itu," ujar Jusuf Kalla.

Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengajak seluruh peserta seminar untuk mendoakan para korban teror bom di Surabaya. Dia menyatakan, bom bunuh diri tersebut dilakukan bukan semata-mata untuk mendapatkan uang maupun jabatan. Namun mereka melakukannya dengan harapan bisa langsung masuk surga. Jusuf Kalla mengatakan dengan tegas bahwa membunuh orang tidak bersalah ancamannya bukan surga, melainkan neraka. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement