Selasa 15 May 2018 03:30 WIB

Duta BNPT Gelar Aksi Damai di Mataram

Aksi damai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap korban aksi teror.

Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Nusa Tenggara Center, Remaja Cinta Damai dan mahasiswa menggelar aksi damai di simpang Empat Bank Indonesia, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/5).

Aksi damai tersebut juga sebagai bentuk kepedulian dan dukungan terhadap para korban aksi terorisme bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, pada Ahad (13/5), dan Senin.

Koordinator umum aksi damai Abdul Rajab mengatakan rangkaian kejahatan terorisme tersebut tentu membuat duka mendalam bagi para keluarga korban, khususnya yang meninggal dunia.

"Luka-luka fisik dan trauma psikis akan terus membayangi para korban. Hal itu lah yang melatarbelakangi kami menggelar aksi damai dan sekaligus sebagai bentuk perlawanan terhadap aksi teror di Indonesia," katanya.

Ia menyebutkan rangkaian teror bom bunuh diri terjadi di Surabaya dan Sidoarjo dalam 24 jam terakhir.

Teror pertama terjadi pada Ahad (13/5), berupa ledakan bom di tiga rumah ibadah di Surabaya. Peristiwa yang terjadi di tiga lokasi berbeda tersebut terjadi dalam jarak waktu hanya beberapa menit saja.

Ledakan bom juga terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (13/5) malam. Kemudian berlanjut dengan ledakan di Mapolrestabes Surabaya, pada pukul 08.50.

"Tragedi yang menyebabkan korban jiwa sebelumnya dimulai dengan penyanderaan polisi di Mako Brimob, Jakarta. Lima orang anggota polisi gugur oleh aksi keji narapidana terorisme," ujar Abdul.

Dalam aksi damai tersebut, Duta Damai Dunia Maya BNPT, Nusa Tenggara Center, Remaja Cinta Damai dan mahasiswa NTB, membacakan pernyataan, yakni mengutuk aksi terorisme di Mako Brimob, Jakarta, Surabaya, dan Sidoarjo serta Mapolrestabes Surabaya.

Mereka juga menolak segala macam aksi teror mengatasnamakan agama dan mendesak agar revisi Undang-Undang Terorisme segera disahkan serta mendorong Presiden Joko Widodo menerbitkan Perppu Terorisme.

Selain itu, mengajak semua elemen bergerak dan memantau setiap aktivitas yang memicu radikalisme untuk mempersempit ruang gerak terorisme.

"Kami juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mendoakan para korban yang meninggal dunia maupun luka-luka agar diberi ketabahan," kata Abdul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement