REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia melalui Kementrian Luar Negeri mengutuk sekeras-kerasnya beberapa kejadian ledakan bom yang terjadi di Surabaya, Indonesia. Divisi Komunikasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Malaysia Al-Fadil Adam mengemukakan hal itu dalam siaran pers yang dikirim kepada media internasional di Kuala Lumpur, Senin (14/5).
"Ledakan melibatkan tiga lokasi gereja dan sebuah apartemen pada 13 Mei 2018, serta di pintu masuk pemeriksaan Kantor Polisi Surabaya pada 14 Mei 2018 yang telah mengorbankan sekurang-kurangnya 16 nyawa dan mendatangkan cedera bagi orang awam yang tidak berdosa," katanya.
Pemerintah Malaysia menyampaikan rasa simpati dan ucapan takziah kepada Republik Indonesia dan keluarga korban yang terlibat di dalam serangan tersebut serta berharap mereka yang cedera akan segera pulih.
"Kementerian Luar Negeri Malaysia ingin menyampaikan bahwa sejauh ini tidak ada rakyat Malaysia yang terlibat dalam kejadian ledakan bom tersebut. Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta senantiasa berhubungan dekat dengan pihak berkuasa Indonesia dan memantau perkembangan terkini," katanya. di.
Ia mengatakan Kementerian Luar Negeri juga mengibau rakyat Malaysia yang berada di Indonesia, khususnya di Surabaya supaya lebih berhati-hati, senantiasa peka dan mematuhi setiap arahan yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah setempat.
"Rakyat Malaysia yang memerlukan bantuan konsular, bisa menghubungi Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta," katanya.
Sejumlah media di Malaysia juga memberitakan kejadian tersebut diantaranya Berita Harian memberitakan dengan judul "4 pengebom nekad maut : polis Surabaya" dan The Sun menulis berita dengan judul "'One family' behind attacks on churches".