Kamis 10 May 2018 04:56 WIB

Wali Kota Cimahi Dilema Soal Pabrik Buang Limbah ke Sungai

Jika pabrik ditutup maka dikhawatirkan banyak orang kehilangan pekerjaan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Hafil
Dua penduduk berusaha mengangkat sampah Sungai Citraum, di Sektor enam program Citarum Harum Kodam III/Siliwangi, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (24/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dua penduduk berusaha mengangkat sampah Sungai Citraum, di Sektor enam program Citarum Harum Kodam III/Siliwangi, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  CIMAHI -- Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna mengaku dilema menyikapi keberadaan pabrik-pabrik di Kota Cimahi yang membuang limbah langsung ke anak sungai Citarum. Di mana, pembuangan ini tanpa melalui proses Instalansi Pembuangan Air Limbah (IPAL).Ia mengatakan, apabila

Ajay mengatakan, jika pabrik tersebut ditutup maka yang turut menjadi korban adalah para pekerja. Sebab, mereka tidak bisa lagi bekerja karena pabrik yang membuang limbah ke sungai ditutup. Tidak hanya itu, janjinya saat kampanye tentang realisasi 1000 lapangan pekerjaan akan sulit terwujud.

"Kita mengajak pengusaha di Cimahi lebih disiplin mengolah limbah (menggunakan IPAL)," ujarnya, Rabu (9/5). Dia mengatakan, akan mengedepankan upaya persuasif terhadap pabrik-pabrik yang membuang limbah.

Menurutnya, pihaknya lebih memilih tindakan persuasif dibandingkan represif karena memperhatikan nasib para pekerja yang ada di perusahaan. Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Cimahi, jumlah perusahaan di Cimahi mencapai 593.

Dengan kategori, 131 perusahaan besar, 91 perusahaan sedang, 282 perusahaan kecil dan 89 perusahaan mikro. Sementara total pekerja mencapai 82 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, belasan pabrik diketahui oleh Satuan Petugas 21 Citarum harum membuang limbah ke sungai dan beberapa ditutup.

Kepala Disnakertrans Kota Cimahi, Supendi Heriyadi menambahkan, tengah melakukan pengecekan jumlah pabrik dan total pekerja di Cimahi bekerjasama dengan Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Barat.

"Kita ingin memastikan (pabrik) yang ditutup gara-gara itu (buang limbah ke sungai), pekerja yang terdampak berapa orang," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement