REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin ingin meningkatkan kesejahteraan warga Kota Bandung. Salah satunya dengan mengoptimalkan tenaga kerja lokal dibanding asing.
Nurul mengatakan saat ini buruh lokal bersaing dengan tenaga kerja asing (TKA). Akibatnya mereka tidak bisa bekerja untuk membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari. Oleh karenanya pemerintah harus hadir untuk mengoptimalkan tenaga kerja lokal di lingkungan kerja.
"Terkait tenaga kerja asing kalau saya sih lebih melihat untuk menitikberatkan tenaga kerja lokal. Itu dioptimalkan dulu daripada mengimpor tenaga kerja asing lebih baik optimalisasi apa yang kita punya," kata Nurul, Selasa (1/5).
Ia menyebutkan banyak tenaga kerja dalam negeri yang memiliki kemampuan. Jikalau harus mengimpor TKA maka harus yang merupakan tenaga ahli sehingga bisa mentransfer ilmunya ke pekerja lokal.
Ia pun mendorong masyarakat Indonesia khususnya Kota Bandung untuk mengasah dan menunjukkan kemampuannya. Sehingga tidak tergeser oleh TKA.
"Para buruh juga harus melihatkan kemampuannya supaya serbuan tenaga kerja asing ini bisa dieliminir ataupun jangan sampai ada tenaga asing kalau tenaga dalam negeri sudah cukup," ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini ingin kesejahteraan para buruh juga bisa meningkat. Jika menjadi pemimpin Kota Bandung, ia akan memastikan upah yang diterima sesuai dengan upah minimum kota (UMK) yang telah ditetapkan.
"Dan ke depan melihat kebutuhannya semoga tenaga outsourcing ini juga bisa dihapuskan. Tapi kita lihat sejauh mana kemampuan pemerintah," tuturnya.
Lewat program Balik Bandung yang digagasnya, Nurul ingin juga bisa memfasilitasi buruh untul mendapat modal berwirausaha. Sehingga tidak hanya mengandalkan upah dari tempatnya bekerja.
Ia berharap peringatan Hari Buruh tingkat Kota Bandung yang akan digelar Rabu (2/5) esok bisa berjalan lancar. Para buruh bisa menyampaikan aspirasinya dan mendapatkan solusi terbaik dari pemerintah.