Senin 30 Apr 2018 18:34 WIB

Angka Kematian Ibu Melahirkan di Palu Rendah

Kematian ibu melahirkan dipengaruhi empat faktor

ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK. Seorang ibu bercanda dengan anaknya sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan bayi di Posyandu Kama di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis (18/4).
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK. Seorang ibu bercanda dengan anaknya sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan bayi di Posyandu Kama di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  PALU -- Angka kematian ibu saat melahirkan di Kota Palu, sudah terbilang rendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak 2012-2017. Dinas Kesehatan Kota Palu, dalam catatannya menyebutkan dalam kurun waktu tersebut jumlah angka kematian ibu saat melahirkan hanya 81 kasus.

"Kematian ibu saat melahirkan dipengaruhi oleh empat faktor utama," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Royke Abraham, di Palu, Senin (30/4).

Menurut Royke, empat yang mempengaruhi kematian ibu saat hamil dan melahirkan. Yaitu, hipertensi saat kehamilan, kelainan jantung, pendarahan dan penyakit comorbid.

Penyebab utama, sebut dia, yaitu asupan gizi untuk ibu hamil tidak terpenuhi sehingga berdampak terhadap faktor tersebut. "Asupan gizi untuk ibu hamil, itu harus diperhatikan sejak sebelum hamil," kata Royke.

Sejak itu, urai dia, ibu yang akan hamil harus mulai mendapat pendampingan media, pemeriksaan rutin dan konseling. "Saat hamil harus rutin dan rajin melakukan pemeriksaan, mengkonsumsi tablet untuk kesehatan, serta mendapat bimbingan konseling dari pendamping kesehatan," ujarnya.

Dalam data Dinas Kesehatan Kota Palu terdapat tujuh ibu melahirkan meninggal dunia pada tahun 2012 atau 102 per 100.000 kelahiran hidup (kh), kemudian tahun 2013 sebanyak 12 orang atau 165 per 100.000 kh.

Tahun 2014 sebanyak delapan ibu hamil atau 111 per 100.000 kelahiran hidup, 2015 sebanyak 22 orang atau 326 per 100.000 kh. Sedangkan 2016 sebanyak 11 orang atau 158 per 100.000 kh dan 2017 sebanyak 11 atau 156 per 100.000 kh.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement