Rabu 04 Apr 2018 21:40 WIB

Emil Dardak Paparkan Arah Industri Masa Depan Jawa Timur

Emil memaparkan arah industri masa depan Jawa Timur, terutama di pesisir utara.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Cawagub Jatim, Emil Elistyanto Dardak (tengah).
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Cawagub Jatim, Emil Elistyanto Dardak (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Calon wakil gubernur Jawa Timur nomor urut satu Emil Elestianto Dardak melakukan kunjungan ke PT Polowijo Gosari Group, Gresik, Rabu (4/4). Dalam kunjungannya ke perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pupuk dan tambang dolomit tersebut, Emil memaparkan arah industri masa depan Jawa Timur, terutama di daerah pesisir utara.

Emil berpendapat, jika perekonomian Jawa Timur ingin benar-benar maju, maka tidak bisa hanya bertumpu pada pemerintah semata. Namun juga harus melibatkan sektor swasta.

Emil mengatakan, industri ke depan juga harus bertumpu pada nilai tambah dan reeksport. Ia mencontohkan dolomit yang di produksi oleh PT Polowijo Gosari Group, merupakan inovasi yang mampu menjadi pupuk organik.

"Inovasi dan nilai tambah ini penting. Seperti dolomit mendorong industrialisasi  multiplier efek yang luar biasa. Karena mendorong pupuk yang berkualitas tinggi, kemudian mendorong sektor pertanian," kata Emil.

Tidak hanya itu, menurutnya, pemerintah ke depan harus menjadi katalis inovasi dan orkestrator industri di Jawa Timur. Orkestrator ini berfungsi menyinergikan berbagai potensi industri yang ada di Jawa Timur, salah satu contoh upaya tersebut adalah belanova.

"Belanova atau belanja inovasi daerah adalah memanfaatkan peraturan pemerintah tentang inovasi, dimana APBD bisa kita manfaatkan sebagai katalis inovasi," ujar Emil.

Emil juga memaparkan permasalahan Jawa Timur tentang tingginya impor bahan baku industri.  Kedepannya Emil ingin mendorong  arah industri Jawa Timur adalah reekspor. Karena pasar Asean masih sangat besar dengan jumlah penduduk 600 juta.

"Apa yang harus didorong oleh Jawa Timur sebisa mungkin re eksport. Kalaupun kita banyak mengimpor bahan baku katakanlah 60 persen untuk memenuhi market yang memang masif di Jawa termasuk Jawa Timur. Namun kita juga re eksport ke luar misalnya ke Malaysia, negara-negara Asean, dengan market yang berjumlah 600 juta," kata Emil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement