Rabu 04 Apr 2018 20:23 WIB

Politikus Nasdem Apresiasi Permintaan Maaf Sukmawati

Permintaan maaf Sukmawati patut dicontoh oleh masyarakat bila melakukan kesalahan.

Sukmawati Soekarnoputri (tengah) bersama Halida Hatta (kiri) foto bersama usai konferensi pers di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (4/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sukmawati Soekarnoputri (tengah) bersama Halida Hatta (kiri) foto bersama usai konferensi pers di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Sukmawati Soekarnoputri yang meminta maaf pada umat Islam di Indonesia. Permintaan maaf karena puisinya berjudul "Ibu Indonesia" dipandang telah melecehkan agama.

"Sikap Sukmawati yang berani menyampaikan permintaan maaf ke masyarakat Indonesia khususnya umat muslim menggambarkan dirinya sebagai seorang tokoh yang berani mengakui kesalahan," kata Sahroni di Jakarta, Rabu (4/4).

Ia mengatakan, permintaan maaf Sukmawati patut dicontoh oleh masyarakat yang lain bila melakukan kesalahan harus mengakui kesalahannya. "Ini harus dicontoh oleh tokoh lain atau masyarakat yang berbuat kesalahan. Berani mengakui perbuatan," ujar Sahroni.

Politikus Partai NasDem ini berpendapat bahasa yang tidak pantas muncul dilontarkan Sukmawati akibat membandingkan syariat Islam. Sebelum membuat puisi itu, Sukmawati seharusnya melihat contoh nyata bagaimana Ahok akhirnya divonis penjara karena dinyatakan hakim telah melakukan penistaan agama saat melakukan kunjungan ke Kepulauan Seribu.

"Kalimat seperti konde lebih baik dari cadar hingga suara yang lebih merdu dari lantunan adzan tentunya menyakiti umat muslim. Terlebih Indonesia berpenduduk mayoritas Islam," ujarnya.

Ia juga berpendapat puisi tersebut murni dilontarkan secara pribadi oleh Sukmawati dan tak menggambarkan sikap keluarga besar presiden pertama Indonesia Soekarno. Terlebih hal itu telah ditegaskan oleh Guntur Soekarnoputra yang menceritakan sejak kecil seluruh anak Soekarno telah diajarkan agama sesuai syariat Islam.

Mengenai laporan terhadap Sukmawati yang dilakukan oleh berbagai pihak, Sahroni menyarankan masyarakat bersikap tenang dan menyerahkannya ke penegak hukum. "Kita serahkan saja sepenuhnya ke penegak hukum. Jangan sampai memunculkan kegaduhan atau riak-riak di berbagai wilayah. Mudah-mudahan persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik," pesan Sahroni.

Puisi Sukmawati Soekarnoputri dibacakan saat pagelaran Indonesia Fashion Week, dalam momen 29 tahun Anne Avantie Berkarya, pada Kamis (29/3). Ketika itu, Sukmawati diberi kesempatan untuk maju ke atas panggung dan membacakan puisinya yang berjudul "Ibu Indonesia".

Sementara itu, Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf atas puisi "Ibu Indonesia" yang jadi polemik karena dianggap mendiskreditkan umat Islam. Isi puisi yang jadi polemik adalah menyebut konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar, juga kidung ibu Indonesia yang lebih merdu dari alunan azan.

Menurut Sukmawati, puisi yang dibacanya sesuai dengan tema pagelaran busana cultural identity. Dia mengatakan puisi itu semata-mata merupakan pandangannya sebagai seniman dan budayawati.

Sukmawati mengatakan puisi ini mewakili dirinya sebagai pribadi tanpa ada niat menghina umat Islam Indonesia. "Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga atas keislaman saya, putri dari seorang Proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdhatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah (pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan-kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh)," kata Sukmawati. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement