Selasa 03 Apr 2018 07:13 WIB

Aplikator Ojek Online Diminta Hentikan Perekrutan Driver

Semakin banyak driver online yang terdaftar, akan semakin banyak juga saingannya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pengendara Angkutan berbasis dalam jaringan Uber / Ilustrasi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Pengendara Angkutan berbasis dalam jaringan Uber / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Driver ojek online asal Surabaya, Aat Novarianto (43) mengeluhkan adanya ketidakserempakkan yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ojek online. Tarif yang tidak serempak tersebut, dirasanya membuat para driver ojek yang bermitra dengan perusahaan ojek online dengan tarif lebih tinggi, kalah saing dalam perebutan penumpang.

"Jadi ya kita maunya tarifnya bisa sama. Kalau sekarang yang tarifnya lebih rendah yang banyak dapat penumpang. Semakin tarif rendah ya kita gak dapat apa-apa, cuma cape-nya saja," ujar Aat kepada Republika, Senin (2/4).

Pria yang sudah tujuh bulan menjadi driver Uber ini juga mengeluhkan adanya suspend sepihak yang biasa dilakukan pihak aplikator. Seperti suspend ringan yang diberikan pihak aplikator lantaran pemesan membatalkan orderannya.

"Itu padahal kita telat jemput karena terjabak macet. Tapi kan pihak aplikator gak mau menerima alasan kita, dia hanya mendengar keluhan pemesan," ujar pria asli Surabaya tersebut.

Aat juga berharap, pihak aplikator menghentikan perekrutan driver ojek online baru. Karena, kata dia, semakin banyak driver online yang terdaftar, akan semakin banyak juga saingannya, sehingga berpengaruh terhadap pendapat yang diperolehnya.

"Kalau bisa jangan dibuka lagi pendaftaran baru. Itu kan semakin banyak yang gabung semaikin banyak saingan kita," kata Aat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement