REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Provinsi Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Bank Dunia atau World Bank (WB) 2018 yang akan diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018. Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh sekitar 2.400 tamu VIP, VVIP dan 20 ribu orang delegasi peserta dari 189 negara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei memimpin langsung peninjauan lapangan untuk mengecek dan mengukur kesiapsiagaan Bali dalam menghadapi bencana. Peninjauan dilakukan bersama Komandan Resort Militer Asops Kodam Udayana dan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB. Mereka memeriksa kesiapan gedung, jalur dan tempat evakuasi jika bencana alam terjadi saat pertemuan tahunan IMF-WB.
"BNPB bersama Pemerintah Provinsi Bali, TNI, Polri, BPBD dan dinas terkait melakukan rencana operasi jika terjadi bencana di wilayah Bali, hal ini merupakan salah satu syarat dari Meeting Team Secretariat (MTS) IMF-WB," kata Willem melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/3) malam.
Ia menerangkan, terkait dengan kerawanan bencana di Provinsi Bali, Pemerintah Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan kegiatan bertanggung jawab atas keselamatan para delegasi. Di saat yang bersamaan, keamanan dan keselamatan wisatawan asing, wisatawan lokal dan penduduk setempat juga menjadi bagian yang tidak boleh diabaikan. Potensi bencana alam yang ada di Bali antara lain, letusan gunung api, gempa bumi dan tsunami.
"Hingga saat ini, kita telah menunjukkan progress yang sangat baik dengan telah disusunnya Rencana Operasi Pengamanan oleh TNI bekerja sama dengan Polri, Pemerintah dan Pemerintah Daerah bagi delegasi yang akan hadir pada kegiatan tersebut," ujarnya.
BNPB dan rombongan juga melakukan pengecekan di beberapa tempat. Di antaranya tempat pelaksanaan konferensi dan penginapan tamu delegasi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) serta Garuda Wisnu Kencana (GWK). BNPB mengecek kesiapsiagaan tempat tersebut untuk antisipasi jika bencana alam terjadi. Supaya bisa melakukan tindakan sesuai rencana operasi yang ditentukan jika terjadi bencana alam.
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) merekomendasikan bangunan BNDCC yang tahan gempa bumi sampai dengan magnitude 8,5 Skala Richter (SR). Selain itu, mengecek jalur evakuasi untuk antisipasi bencana kebakaran dan gempa bumi. Titik kumpul di BNDCC I, yakni di pintu masuk jimbaran dan parkir selatan. Titik kumpul BNDCC 2 yakni di depan area drop off BNDCC 2, leading dock Pecatu Hall.
Sedangkan untuk evakuasi bencana tsunami di roff top BNDCC hotel yang mampu menampung sampai dengan 5.000 orang. BNPB menilai pelatihan dan latihan perlu dilakukan dengan bertahap, bertingkat dan berlanjut.
Maka pada 26 April 2018 mendatang, bersamaan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana, diusulkan agar dilaksanakan Table Top Exercise untuk Rencana Operasi evakuasi VVIP dan VIP.