REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Ketua DPR Bambang Soesatyo memimpin delegasi Indonesia pada Sidang Uni Inter-Parlemen ke-138 atau The Inter-Parliamentary Union (IPU) 138th Assembly di Jenewa, Swiss yang berlangsung mulai Sabtu (24/3). Ada 12 anggota delegasi dan tiga advisor dari Indonesia pada pertemuan yang melibatkan 146 negara itu.
Selain Bambang, ada pula dua Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Anggota delegasi lainnya adalah Nurhayati Assegaf, Bara Hasibuan, Budisatrio Djiwandono Ahmad Sahroni, Muhammad Misbakhun, Agun Gunanjar Sudarsa dan Johnny G Plate.
Sidang IPU ke-138 dihadiri langsung oleh 69 ketua parlemen. Total peserta adalah 1.539 anggota delegasi.
Bamsoet -panggilan Bambang- sebagai ketua delegasi juga menggelar pertemuan bilateral dengan perwakilan Argentina, Turki, Vietnam, Sudan serta Delegasi Asean+3 pada hari pertama Sidang IPU ke-138. Langkah itu untuk memperkuat lobi agar anggota IPU bisa mendukung Indonesia yang tengah mencalonkan diri untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK-PBB 2019-2020.
"Kita berharap agar negara-negara anggota IPU memberikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia di DK PBB," kata Bamsoet melalui layanan pesan dari Jenewa, Ahad (25/3).
Legislator Partai Golkar itu mengharapkan Indonesia bisa menjadi anggota tidak tetap DK PBB sehingga mampu memaksimalkan peran dan kontribusinya dalam menciptakan dunia yang lebih aman dan damai. “Termasuk di ASEAN,” sebutnya.
Bamsoet ketika bertemua Ketua Parlemen Argentina Federico Pinedo juga menekankan komitmen Indonesia untuk mendorong negeri di Amerika Latin itu mengakses Treaty Amity and Cooperation (TAC) ASEAN.
Sedangkan saat bertemu Parlemen Myanmar, delegasi Indonesia membahas penanggulangan terorisme, kejahatan kemanusiaan, dan pengungsi Rohingya di Bangladesh.
“Parlemen Indonesia terus mendesak pemerintah Myanmar untuk menciptakan stabilitas dan menghentikan kekerasan di Rakhine,” tutur Bamsoet.
Sedangkan Bamsoet saat pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Vietnam Nguyen Thi Kim Nga menyampaikan harapannya agar salah satu anggota ASEAN itu bekerja sama dengan Indonesia dalam pemberantasan illegal fishing.
"Kita juga bicara meningkatkan target nilai perdagangan Indonesia-Vietnam dari USD 5 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 10 miliar pada tahun 2018 melalui kerja sama di bidang otomotif," kata Bamsoet.
Terkait pertemuan dengan Ketua Parlemen Turki Ismail Kahraman, Bamsoet mengharapkan Turki dan Indonesia terus bekerja sama dalam mengatasi krisis Rohingya khususnya di forum Organisasi Konferensi Islam (OKI). Bamsoet mengatakan, Kahraman menyambut baik ajakan Indonesia dan berharap saling bersinergi dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan seperti yang terjadi di Palestina dan Rohingya.
“Ada 1,7 miliar penduduk muslim di seluruh dunia, dan sekitar 200 juta di antaranya ada di Indonesia,” ujar Bamsoet menirukan Kahraman.