Ahad 25 Mar 2018 00:17 WIB

PKB: Koalisi Usulan Rizieq Bisa Buat Pilpres Makin Seru

Banyaknya koalisi yang muncul diharapkan tidak mengganggu kerukunan masyarakat.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Sekjen Partai PKB Abdul Kadir Karding memberikan keterangan kepada media usai melakukan Pendaftaran Pemilu 2019 di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Senin (16/10).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sekjen Partai PKB Abdul Kadir Karding memberikan keterangan kepada media usai melakukan Pendaftaran Pemilu 2019 di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Senin (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB Abdul Kadir Karding menilai, adanya koalisi empat partai usulan Habib Rizieq Shihab bisa membuat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 semakin seru. Menurut dia, hal tersebut akan membuat Pilpres 2019 mendatang menjadi dinamis.

"Kalau benar itu terjadi maka Pilpres 2019 jadi seru dan bisa jadi dinamis. Pilpresnya pasti jadi ramai," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (24/3).

Meskipun demikian, ia berharap banyaknya koalisi yang muncul tidak mengganggu kerukunan masyarakat Indonesia. Ia menginginkan Pilpres 2019 mendatang dapat berjalan dengan aman dan damai disamping banyaknya kelompok yang mungkin bermunculan.

"Yang kita harapkan bagaimana pilpres berjalan damai dan tidak berefek pada melemahnya persaudaraan, persatuan sebagai sebuah bangsa," tambah Abdul.

Saat ini, kata Abdul, PKB masih belum menentukan arah koalisi partainya. Akan tetapi, banyak stakeholder yang menginginkan PKB berkoalisi bersama PDIP dan mengajukan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.

"PKB belum menetukan sikap, namun stakeholder PKB seperti kyai, Nahdlatul Ulama (NU) dan anggota PKB sebagian besar mendorong agar Cak Imin dipasangkan dengan Pak Jokowi," kata Abdul menjelaskan.

PKB juga merupakan salah satu partai yang kabarnya didekati Gerindra untuk membangun koalisi. Terkait hal tersebut, Abdul belum bisa memberikan keterangan arah politik mana yang akan dipilih PKB. "Kita lihat saja nanti," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement